LATAR BELAKANG
Sukun merupakan tanaman pangan
alternatif di Indonesia sejak tahun 1920. Biasanya buah ini dijadikan cemilan
dengan cara diiris tipis, lalu digoreng. Selain digoreng, buah yang memiliki
nama lain bread fruit ini juga dapat dijadikan gethuk dengan cara dikukus dan
dinikmati bersama kelapa parut. Jangan salah, dibalik beragam manfaat buahnya,
sukun jugan banyak memiliki banyak khasiat yang terletak pada daunnya.
Tanaman sukun sudah sejak lama
digunakan sebagai tanaman obat tradisional oleh masyarakat pedesaan. Umumnya,
masyarakat menggunakan daun sukun untuk mengobati penyakit liver, hepatitis,
sakit gigi, gatal-gatal, jantung, dan ginjal.
Heran sekaligus takjub dan nyaris
tak percaya. Daun sukun tiba-tiba dianggap seperti halnya dukun tiban (dukun
dadakan yang dipercaya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit dan mengatasi
beragam masalah). Hal ini dikarenakan banyak senyawa bermanfaat yang terkandung
di dalam daun sukun.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sediaan
Galenik
Istilah galenika diambil dari nama seorang tabib yunani, yaiti
Claudius Galenos yang membuat sediaan obat yang berasal dari tumbuhan dan hewan
sehingga mucullah ilmu obat-obatan yang disebut ilmu galenika. Jadi, ilmu
galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat
dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tunbuhan dan hewan).
Pembuatan sediaan galenik secara umum dan singkat adalah
sebagai berikut:
·
Bagian tumbuhan yang
mengandung obat diolah menjadi simplisia atau bahan nabati.
·
Dari simplisia tersebut
bahan obat yang terdapat di dalamnya diambil dan diolah menjadi bentuk sediaan
atau preparat.
Tujuan dibuatnya sediaan
galenik yaitu:
1. Untuk
memisahkan obat-obatan yang terkandung dalam simplisia dari bagian lain yang
dianggap tidak bermanfaat.
2. Membuat
suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai.
3. Agar
obat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil pada penyimpanan yang lama.
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalm pembuatan sediaan galenik:
·
Derajat kehalusan
Derajat kehalusan ini
harus disesuaikan dengan mudah atau tidakbya obat yang terkandung tersebut
disari. Semakin sukar disari, simplisia harus dibuat semakin halus, dan
sebaliknya.
·
Konsentrasi atau
kepekatan
Beberapa obat yang
terkandung atau zat aktif dalam sediaan tersebut harus jelas konsentrasinya
agar tidak menimbulkan kesulitan dalam pembuatan.
·
Suhu dan lamanya waktu
Suhu dan lamanya waktu
penyaringa harus disesuaikan dengan sifat obat, mudah menguap atau tidak, mudah
tersari atau tidak.
·
Bahan penyari dan car
penyarian
Cara ini harus
disesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam
simplisia.
\ Pengolongan
sediaan galenik berdasarkan cara pembuatannya :
1. Aqua
Aromatica (Air Aromatik).
Air
aromatik menurut farmakope Indonesia edisi II adalah larutan jenuh minyak
atsiri dalam air. Air aromatik merupakan cairan jernih atau agak keruh,
mempunyai bau dan rasa yang tidak menyimpang dari bau dan rasa minyak atsiri
asal. Air aromatik disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan
di tempat yang sejuk.
Ekstrak
adalah sediaan yang dapat berupa kering,kental dan cair, dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai, yaitu maserasi,
perkolasi atau penyeduhan dengan air mendidih.
Pembuatan sediaan ekstrak dimaksudkan
agar zat berkhasiat yang terdapat di simplisia terdapat dalam bentuk yang
mempunyai kadar yang tinggi dan hal ini memudahkan zat yang berkhasiat dapat
diatur dosisnya.
Menurut FI IV, infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan
mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90°
C selama 15 menit.
Sirop
adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kadar sakarosa
adalah tidak kurang dari 64,0 % dan tidak lebih dari 66,9 % kecuali dinyatakan
lain.
Spiritus
aromatici dibuat dengan maserasi sejumlah simplisia dengan campuran sejumlah
etanol dan air selama 24 jam. Maserat lalu didestilasi sampai diperoleh 1000
bagian. Kadar etanol spiritus aromatici adalah 65 % v/v.
Spiritus aromatici harus jernih, tidak
berwarna, cairan berbau aroma dan berasa, yang mengandung hanya bagian yang
mudah menguap tidak mengandung tanin dan harsa.
Tingtur
adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia
nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut.
Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat
menggunakan 20% simplisia untuk zat khasiat 10 % simplisia untuk zat khasiat
keras.
7. Vinum
(Anggur Obat).
Menurut
farmakope Belanda Vinum adalah anggur dari Spanyol yang dalam perdagangan
dikenal anggur Sherry (Xereswijn) mengandung etanol tidak kurang darib 18 %,
v/v ; boleh pula diberikan jenis lain asal memenuhi
syarat farmakope.
B. Daun
Sukun
Daun sukun berbentuk oval dengan ujung meruncing. Tepi daun
sukun berbeda-beda, ada yang berlekuk sedikit, berlekuk agak dalam, dan
berlekuk dalam. Ukurannya tergolong besardengan ukuran panjang 30-60 cm dan
lebar 20-40cm, berwarna hijau tua mengilap di bagian atas dan berwarna hijau
pucat dengan tekstur kasar di bagian bawah. Berikut untuk lebih jelasnya
tentang daun sukun.
1. Taksonomi
Daun Sukun
Kingdom : Plantae
Diviso : Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Family : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus altilis
Selain
Artocarpus altilis, tanaman sukun
juga mempunyai beberapa nama ilmiah lain yang sering digunakan, yaitu Artocarpus communis Frost dan Artocarpus incisa Linn.
2. Habitat
Pada dasarnya, sukun (Artocarpus altilis) tergolong tanaman
tropik sejati dengan tempat tumbuh terbaik di dataran rendah yang beriklim
panas. Selain di daerah dataran rendah, sukun juga tumbuh di berbagai tempat karena
daya adaptasinya yang tinngi. Tanaman ini tumbuh baik di daerah basah, tetapi
dapat juga tumbuh di daerah yang sangat kering asalkan ada air tanah dan aerasi
tanah yang cukup. Bahkan pada musim kemarau, sukun dapat tumbuh dan berbuah
dengan lebat.
3. Kandungan
Senyawan yang Terdapat Pada Daun Sukun
Senyawa yang terdapat dalam daun
sukun adalah fsebagai berikut :
·
Asam Hidrosianat
Asam hidrosianat adalah cairan sangat beracun, baunya
seperti bau buah amandel, mendidih pada suhu 25,6 C, digunakan untuk membuat
garam sianida, bahan celup, dan pengasap tanaman. Dapat juga digunakan untuk
minyak wangi dan bahan penyedap (kimia).
·
Flavonoid
Flavonoid adalah senyaawa yang terdiri dari 15 atom
karbon yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan. Flavonoid ini melindungi sel
CaCO2 yang terdapat pada saluran pencernaan dari oksidasi rantai ganda DNA dan
bersifat antioksidan melindungi kolonosit dari stress oksidatif. Di dalam
flavonoid terdapat suatu senyawa yang berkhasiat untuk anti inflamasi,
platelet, antioksidan, antinefritis, antiatherosklerosis, antimalaria, anti
mikroba, antikanker, serta anti diabetes.
·
Riboflavin
Riboflavin dikenal juga sebagai vitamin B2 adalah
mikronutrisi yang mudah dicerna, bersifat larut dalam air, dan memiliki peranan
kunci dalam menkaga kesehatan manusia dan hewan. Riboflavin juga memainkan
peranan penting dalam metabolisme energi dan diperlukan dalam metabolisme
lemak, zat keton, karbohidarat, dan protein. Riboflavin ini juga berperan dalam
pembentukkan sel darah merah, antibodi, dan dalam metabolisme pelepasan.
·
Tannin
Tannin adalah zat, pahit polifenol tanaman yang baik dan
cepat mengikat atau mengecilkan protein. Zat dari tannin menyebabkan perasaan
kering pada mulut dengan konsumsi anggur merah, teh pekat, atau buah yang tidak
tumbuh.
·
Asam Amino Esensial
Asam amino esensial adalah asam amino yang harus
didatangkan dari luar tubuh manusia karena sel-sel tubuh tidak dapat
mensintesisnya. Sebagian besar asam amino ini hanya dapat disintesis oleh sel
tumbuhan, sebab untuk sintesisnya memerlukan senyawa nitrat anorganik. Asam
amino esensial terdiri dari isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin,
treosin, valin, dan triptofan.
4. Khasiat
Daun Sukun
·
Sebagai Anti Inflamasi
Inflamasi atau peradangan merupakan respon uttama sistem
kekebalan tubuh terhadap infeksi dan iritasi yang disebabkan oleh virus atau
bakteri saat terjadi cedera atau kerusakan jaringan. Menurut penelitian Bai-Luh
dan beberapa rekannya dari berbagai institusi di taiwan, daun sukun mengandung
flavonoid yang sangat efektif sebagai anti inflamasi. Aktivitas inflamasi dari
flavonoid yang berhasil diisolasi dari daun sukun, terbukti secara in vitro
dapat menghambat pelepasan mediator-mediator kimia dari sel mast, neutrofil,
dan makrofag.
·
Sebagai antiplatelet
Platelet adalah kolesterol yang menempel pada pembuluh
darah. Agregasi platelet telah lama diketahui sebagai penyebab beberapa
penyakit degeneratif utama, seperti stroke, jantung, dan aterosklerosis.
Peneliti dari lembaga ilmu pengetahuan indonesia (LIPI), Tjandrawati M.Ozef dan
rekan- rekannya telah mengadakan serangkaian penelitian mengenai khasiat daun
sukun sejak 2004. Dalam penelitian itu, daun sukun dibuat menjadi ekstrak.
Komponen hasil ekstraksin dengan etanol, yakni tiga senyawa flavonoid dan
B-sitoserol tersebut yang diuji khasiatnya. Dan hasilnya pun sangat baik.
Selain itu peneliti mancanegara Jing-Ru Weng dan ketiga rekannya yang berasal
dari taiwan berhasil mengisolasi tiga komponen flavonoid lain seperti
artochamins B, artochamins D, dan
artocommunol CC. Setelah dievaluasi tiga
dari komponen flavonoid itu dapat menghambat agregasi platelet secara
signifikan yang diinduksi oleh adrenalin dalam PRP.
·
Sebagai Antioksidan
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mengandung
satu atau lebih elektron tidak berpasangan. Radikal bebas bersifat merusak dan
sangat efektif. Radikal bebas ini dapat mengakibatkan penyakit seperti jantung,
penyakit pada otak, ginjal, paru, dan sistem imun. Penelitian mengenai
kandungan antioksidan daun sukun pernah dilakukan oleh Andi Mu’nisa, Halifah
pagarra, dan Andi Muflihunna dari fakultas matematika dan pengetahuan alam,
Universitas Negeri Makassar. Dari penelitian uji kapasitas antioksidan ekstrak
daun sukun dan flavonoid tersebut, dapat diketahui bahwa senyawa antioksidan dalam daun sukun
termasuk antioksidan primer. Dibandingkan dengan vitamin C dan BHT, ekstrak
methanol daun sukn memiliki kandumgan antioksidan yang lebih tinggi
·
Sebagai
Antiatherosklerosis
Antherosklerosis terjadi jika lemak mengumpul di
sepanjang dinding arteri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tjandrawati
M.Ozef dan rekan-rekanny dari LIPI, daun sukun mampu menghambat terjadinya
atherosklerosis. Penelitian khasiat ekstrak daun sukun terhadah atherosklerosis
ini mencakup akumulasi lipid pada aorta dan kolesterol darah. Hewan uji yang
digunakan berupa tikus galur wistar. Hasilnya mampu menurunkan kadar kolesterol
dalam dalam darah. Daun sukun juga dapat menghambat akumulasi lemak pada
dinding pembuluh darah aorta sehingga tidak terjadi penimbunan lemak.
·
Sebagai Antinefritis
Nefritis adalah peradangan pada ginjal yang terjadi
karena infeksi bakteri penyakit pada nefron. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Fukai dan tiga orang rekannya yang berasal dari Toho University, Jepang,
menunjukkan bahwa 5 prenyflavonoid yang berhasil diisolasi oleh daun sukun
dapat bersifat antinefritis pada tikus dengan penyakit glomerular.
·
Sebagai Antimalaria
Malaria merupakan salah satu penyakit yang dapat
menyebabkan kematian, terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi, anak
balita, dan ibu hamil. Dalam penelitian Boonphong et al (2007), ekstrak etanol
80% daun sukun menunjukkan aktivitas antimalaria terhadap plasmodium begheisecara in vivo. Hal ini
selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Dimas Ranggaditya dari fakultas
farmasi, UNAIR. Dalam penelitian tersebut, ekstrak etanol daun sukun juga
menujukkan aktifitas antimalaria pada semua dosis yang diberikan.
·
Sebagai Antimikroba
Mikroba adalah organisme berukuran mikroskopis yang
terdiri atas bakteri, fungi, dan
virus.mikroba yang merugikan atau disebut mikroba patogen dapat menyebabkan
penyakit pada manusia. Untuk menghambatnya doperlukan zat antimikroba. Dalam
suatu riset dari departemen kimia, Chiang Mai University, Thailand, surat
Boonphong dan rekannya berhasil mengisolasi sembilan senyawa flavon dari ekstrak
dichloromethane daun sukun. Kesembilan senyawa itu berkhasiat antibakteri
terhadap mycobocterium tubercolosis penyebab penyakit TBC.
·
Sebagai Antikanker
Kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian
utama di dunia. Dalam suatu riset mengenai khasiat daun sukun sebagai
antikanker dilakukan oleh Lotulung PD, Fajriah S., Hanafi M, dan Filaila E.
Dari LIPI. Kandungan bioaktif dari ekstrak etanol daun sukun yang berhasil
diidentifikasi salah satunya flavonoid terprenilasi, 1-(2,4-dihydroxphenyl)-3-[8-hidroxy-2-methyl-2-(4-methyl-3-pentenyl)-2H-1-benzopyran-5-yl]1-propanone.
Komponen tersebut menunjukkan aktifitas sitotoksik terhadap sel murine P-388
leukimia.
·
Sebagai Antidiabetes
Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan
keadaan hiperglikemik kronik, yaitu kadar gula darah lebih tinng dari pada
keadaan normal. Beberapa tahun terakhir, penggunaan tanaman obat alami untuk
menurunkan gula darah mulai banyak dikembangkan. Sukun termasuk salah satu
jenis tanaman yang memiliki efek insulin yang dapat menurunkan gula darah.
Penyelidikan ilmiah jugatelah mongonfirmasi kemanjuran banyak tanaman dalam
mengelola kadar gula darah penderita diabetes. Hasil riset Puspa DN Lotulung,
Sofa Fajriah, Andini Sundowo, dan Euis Filaila dari pusat penelitian kimia LIPI
menunjukkan bahwa senyawa flavonoid daun sukun yang berhasil diisolasi, yaitu
8-geranyl-4,5,7-trihidroxflavone bersifat sebagai antidiabetes yang kuat.
C. Apliskasi
Penggunaan Daun Sukun
1. Daun
Sukun Sebagai Obat Panu
Penduduk di kepulauan pasifik
menggunakan daun sukun untuk mengatasi panu akibat cendawan pytirosporum
orbiculare.
Cara mengolah daun sukun sebagai
obat panu yaitu daun sukun yang tua diremas-remas lalu digosokkan secara
berulang-ulang pada bagian tubuh yang terdapat panu, sehari 2-3 kali. Cukup
sepekan pengobatan, panu pun lenyap.
2. Rebusan
Daun Sukun Untuk Mandi
Daun sukun ternyata dapat digunakan
sebagai bahan pelengkap mandi. Menurut pengalaman orang betawi, mandi dengan
rebusan daun sukun dapat menghilangkan pegal-pegal. Agar hasil lebih maksimal,
rebusan daun sukun biasanya dicampur dengan garam dan serai. Serai digunakan
untuk menambah aroma sehingga dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks.
Sementara itu, garam berkhasiat untuk menghilangkan kepenatan dan mengeluarkan
racun dari dalm tubuh kita.
·
Bahan
-
Air bersih sebanyak 8
liter
-
Garam sebanyak 1 sendok
makan
-
Daun sukun sebanyak 3
lembar
-
Serai secukupnya
·
Cara Membuatnya
-
Ambil daun sukun
sebanyak 3 lembar. Daun sukun yang digunakan bisa berupa daun tua atau daun
yang sudah menguning.
-
Rebus daun sukun,
garam, dan serai dalam 2 liter air. Biarkan mendidih hingga 10 menit.
-
Setelah mendidih,
pindahkan air rebusan ke dalam ember. Tambahkan 6 liter air hingga suam-suam
kuku. Rebusan daun sukun siap digunakan untuk mandi.
3. Rebusan
Daun Sukun Untuk Merendam Kaki
Selain digunakan untuk mandi, daun
sukun juga bisa digunakan untuk merendam kaki. Bahan yang digunakan hampir sama
dengan rebusan daun sukun untuk mandi. Hanya saja untuk merendam kaki, air yang
ditambahkan lebih sedikit. Selain itu, penderita diabetes, bisa ditambahkan
herbal pahit yang berkhasiat untuk penyakit diabetes, seperti sambiluto, temu
ireng, dan daun pepaya.
Merendam kaki pada malam hari akan
membuat pembuluh darah melebar dan memperlancar sirkulasi darah. Hal ini dapat
merilekskan seluruh tubuh dan mengurangi kelelahan akibat aktivitas sepanjang
hari. Sementara itu, merendam kaki di pagi hari dapat membantu mengatur sistem
saraf dan sistem endokrin.
·
Bahan
-
Air bersih sebanyak 5
liter
-
Garam sebanyak 1 sendok
makan
-
Daun sukun sebanyak 3
lembar
-
Sambiluto, temu ireng,
atau daun pepaya.
·
Cara Membuat
-
Ambil daun sukun
sebanyak 3 lembar. Daun sukun yang digunakan bisa berupa daun tua atau daun
yang sudah menguning.
-
Rebus daun sukun,
garam, dan tambahan herbal pahit. Biarkan mendidih hingga 10 menit..
-
Setelah mendidih,
pindahkan air rebusan ke dalam ember. Tambahkan sisa air bersih sehingga air
rebusan daun sukun tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
-
Pastikan air rebusan
daun sukun yang digunakan cukup hingga menutupi pergelangan kaki. Rendam kaki
selama 20-30 menit.
4. Teh
Daun Sukun
Teh hasil rebusan daun sukun sudah
banyak digunakan untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Dalam bentuk rebusan,
senyawa aktif yang terkandung dalam daun sukun menjadi lebih mudah dicerna oleh
tubuh. Berbeda dengan ekstraksi dengan alkohol, zat lain dalam tanaman
terkadang ikut bereaksi sehingga hebal menjadi kurang efektif. Berikut langakah
membuat teh daun sukun.
·
Ambil daun sukun
sebanyak 1 lembar. Pilih daun sukun yang berwarna hijau tua, tidak terlalu muda
dan belum menguning. Daun yang tua memiliki kandungan flavonoid yang tertinggi
dibandingkan dengan daun muda dan daun yang telah menguning.
·
Cuci dengan air bersih,
kemudian rajang daun sukun dengan ukuran lebar sekitar 1-2 cm untuk memudahkan
dalam proses perebusan.
·
Rebus dengan 1-2 gelas
air dengan api sedang. Selama merebus, sebaiknya tembikar dalam keadaan
tertutup. Setelah menyusut hingga menjadi 1 gelas sekira 200ml, angakt rebusan,
dinginkan, dan saring.
·
Minum ramuan selagi hangat
sebyak tiga kali dalam sehari. Ampas rebusan daun sukun dapat digunakan untuk 3
kali perebusan dalam sehari.
5. Sirup
Daun Sukun Untuk
Sirup daun sukun diberi tambahan
gula sebagai pemanis sekaligus pengawet rebusan daun sukun. Hanya saja, gula
yang digunakan berupa gula aren agar tidak berpengaruh negatif bagi penderita
diabetes. Sebagai penambah aroma, dapat ditambahkan daun salam dan serai.
Berikut tahapan pembuatan sirup daun sukun untuk penderita diabetes.
·
Bahan
-
Daun sukun sebanyak 3
lembar
-
Serai sebanyak 3 batang
-
\daun salam sebanyak 3
lembar
-
Gula aren sebanyak 1 kg
-
Air sebanyak 2 liter
·
Cara Membuat
-
Ambil daun sukun dengan
jumlah sesuai kebutuhan. Cuci dengan air bersih, kemudian rajang hingga halus.
Sementara itu, memarkan daun serai agar dapat mengeluarkan aroma secara
maksimal.
-
Rebus daun sukun,
serai, dan daun salam. Sisakan hingga jumlah airnya 1 liter. Saring rebusan
tersebut agar terpisah dari ampasnya.
-
Tambahkan gula aren
yang telah diiris tipis aduk diatas api sedang hingga campuran mengental.
Angkat dan dinginkan.
-
Agar awet, masukkan
sirup ke botol. Simpan di tempat yang sejuk dan kering.
6. Daun
Sukun Pereda Sariawan
Di India barat, penduduknya kerap memanfaatkan daun sukun
untuk mengatasi sariawan. Cara mengolahnya yang pertama yaitu tumbuk dan
hancurkan daun sukun. Kemudian tempelkan di bagian mulut yang mengalami
candidas mulut itu. Hasil riset dari Universitas Padjajaran, ekstrak metanol
daun sukun mampu menghambat pertumbuhan Candida Albicans penyebab sariawan
dengan konsentrasi hambat minimum sebesar 13%.
sangat bermanfaat (y)
BalasHapuscamkoha
BalasHapusmaksih ilmunya :)
BalasHapusterimaksih gan komentarnya , kunjungi terus ya :D
BalasHapustrimakassih ilmunya gan
BalasHapusKak Spiritus Aromatici dapat di farmakope berapa?
BalasHapus