LAPORAN
PRAKTIKUM SEDIAAN SOLIDA
“TABLET VITAMIN C”
Dosen Pembimbing:
Ø Yosi
Ermalena, S.Si, Apt
Ø Renita Apriani, A.Md, Far
Ø Sandi Oktalina, A.Md, Far
Disusun Oleh : Kelompok II
Ø Astrie
Nidya
Ø Danang Satria
Ø Jimmy Armando
Ø Hamid
Febriansyah
Ø Ike
Susva Ningrum .U
Ø Novia
Mecca
Local B1
AKADEMI FARMASI AL-FATAH BENGKULU
Jl. Indragiri Gg. 3 Serangkai Padang Harapan
Bengkulu
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Jurnal Praktikum
Teknologi Sediaan Solida. Penulisan laporan merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Praktikum Teknologi Sediaan
Solida. Program DIII Farmasi AKFAR Al-Fatah Bengkulu.
Dalam penulisan laporan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan laporan ini, khususnya kepada : Ibu Yosi Ermalena, S.Si, Apt, Ibu Renita Apriani, A.Md, Far, dan Ibu
Sandi Oktalina, A.Md, Far selaku dosen pembimbing mata kuliah Praktikum Teknologi Sediaan Solida, yang telah meluangkan waktu, tenaga
dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka
penyelesaian penyusunan laporan ini. Secara khusus penulis menyampaikan terima
kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta
pengertian yang besar kepada penulis. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin. Dalam Penulisan laporan
ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Bengkulu, April 2014
Tim Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
......................................................................................... i
KATA PENGANTAR
...................................................................................... ii
DAFTAR ISI
..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
·
Latar
Belakang ...................................................................................... 1
·
Tujuan
.................................................................................................... 1
BAB II Tinjauan Pustaka
................................................................................. 2
·
Komponen
Tablet .................................................................................. 4
·
Syarat
– syarat Tablet ........................................................................... 6
·
Kriteria
Tablet ........................................................................................ 6
·
Keuntungan
Tablet ................................................................................ 7
·
Kerugin
Tablet ....................................................................................... 7
·
Pemeriksaan
dan Uji Granul ................................................................ 8
·
Evaluasi
Tablet ....................................................................................... 9
BAB III Metode
Praktikum ............................................................................ 11
BAB IV Pembahasan ...................................................................................... 19
BAB V Penutup ............................................................................................... 22
·
Kesimpulan
........................................................................................... 22
·
Saran
..................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 23
Lampiran........................................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seperti
telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan digunakan,tablet merupakan
sediaan obat yang lebih disukai oleh para dokter maupunpasien, dibandingkan
dengan bentuk sediaan lain. Hal ini disebabkan karenadisamping mudah cara
pembuatan dan penggunaannya, dosisnya lebihterjamin, relatif stabil dalam
penyimpanan karena tidak mudah teroksidasioleh udara, transportasi dan
distribusinya tidak sulit sehingga mudah sampaikepada pemakai. Secara ekonomis,
sediaan ini relatif lebih murah harganya,memberikan dosis yang tepat dari segi
kimianya, bentuknya kompak danmudah transportasinya, memberikan kestabilan pada
unsur-unsur aktifnya.
Tablet
merupakan sediaan padat yang biasanya dibuat secara kempacetak, berbentuk rata
dan atau cembung rangkap, umumnya bulat,mengandung satu jenis bahan obat atau
lebih dengan penambahan bahantambahan farmasetika yang sesuai.
Tablet
harus melepaskan zat berkhasiat kedalam tubuh dalam jumlah yang tepat dan menimbulkan
efek yang diinginkan. Tablet hanya memberikan efek yang diinginkan jika
memiliki mutu yang baik.Untuk menghasilkan tablet dengan mutu yang baik dan
memenuhi persyaratan, pemilihan dan kombinasi bahan pembantu memegang
perananyang sangat penting dalam proses pembuatannya.
B. Tujuan
1. Untuk
mengetahui bagaiman cara membuat tablet yang baik.
2. Untuk
mengetahui bagaimana cara evaluasi tablet sesuai dengan ketentuan.
3. Untuk
mengetahui apakah tablet yang dibuat sudah memenuhi persyaratan atau tidak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tablet adalah sediaan
padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode
pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (FI IV,
1995).
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat
secara kempa cetak dalam tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung
mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan atau bahan tambahan.
Tablet
merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan
penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran, bentuk,
berat, kekersan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang tergantung
dengan pemakaian tablet dan cara pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada
pemberian secara oral. Kebanyakan tablet dibuat dengan penambahan zat warna dan
zat pemberi rasa. Tablet lain yang penggunaanya dapat cara sublingual, bukal,
atau melalui vagina.
Bentuk luar tablet sangat mempengaruhi keutuhan
tablet saat transportasi dan penyimpanan.Jenis tablet dan penggunaannya : Tablet peroral, tablet oral, meliputi tablet
hisap, sublingual dan buchal, tablet parenteral, meliputi tablet injeksi dan tablet implantasi. Serta tablet untuk penggunaan luar meliputi tablet
larut, mata, vaginal, dental
resorpsi kerja lokal dipermukaan tubuh dan lubang-lubang tubuh. (Voiqt,1984)
Tablet di buat dengan 3 cara umum yaitu granulasi
basah, granulasi
kering dan kempa langsung. Tujuan
granulasi basah dan kering adalah untuk meningkatkan aliran campuran atau
kemampuan kempa. Dalam pembuatan tablet, zat
berkhasiat, zat-zat lain, kecuali zat pelican dibuat granul (butiran kasar),
karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet dengan baik, maka dibuat
granul agar mudah mengalir (free flowing) mengisi cetakan serta menjaga agar
tablet tidak retak (capping) (Anief, M., 2005).
Cara pembuatan granul ada 2 macam :
1.
Cara
Basah
Zat
berkhasiat, zat
pengisi dan zat penghancur dicampur baik-baik, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam almari pengering
pada suhu 40⁰-50⁰. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul
dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi
tablet dengan mesin tablet.
2.
Cara Kering
Dikerjakan
sebagai berikut: Zat
berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, bila perlu zat pengikat dan zat pelicin dicampur dan dibuat dengan cara
kempa cetak menjadi tablet yang besar(sugging,setelah itu tablet yang terjadi
dipecah menjadi granul lalu diayak, akhirnya
dikempa cetak menjadi tablet yang dikehendaki dengan mesin tablet.
(Anief,Moh.,IMO,1988)
Dengan
metode pembuatan tablet yang manapun, tablet yang dihasilkan harus mempunyai
sifat-sifat yang baik, yaitu :
1.
Cukup kuat dan resisten
terhadap gesekan selama proses pembuatan, pengemasan, transportasi dan sewaktu
di tangan konsumen. Sifat ini diuji dengan uji kekerasan dan uji friabilitas.
2.
Zat aktif dalam tablet
harus dapat tersedia dalam tubuh. Sifat ini dilihat dari uji waktu hancur dan
uji disolusi.
3.
Tablet harus mempunyai
keseragaman bobot dan keseragaman kandungan (untuk zat aktif kurang dari 50
ml). Parameter ini diuji dengan variasi bobot dan uji keseragaman kandungan.
4.
Tablet berpenampilan
baik dan mempunyai karakteristik warna, bentuk dan tanda lain yang menunjukkan
identitas produk.
5.
Tablet harus
menunjukkan stabilitas fisik dan kimia serta efikasi yang konsisiten (Anonim,
2005)
Komponen Tablet
Dalam
pembuatan tablet harus terdiri dari beberapa komponen agar dapat dihasilkan
tablet yang baik. Komponennya terdiri dari :
1.
Zat Aktif
Kebanyakan zat aktif
tidak dapat dikempa langsung menjadi tablet karena tidak punya daya ikat yang
cukup yang perlu untuk membuat suatu tablet, disamping itu tidak semua zat
aktif mempunyai sifat alir yang baik.
Zat aktif dalam pembuatan tablet dapat dibagi dua :
Zat aktif dalam pembuatan tablet dapat dibagi dua :
· Zat
aktif yang tidak larut, dimaksudkan untuk memberikan efek local pada saluran
cerna, misalnya adsorben untuk tukak lambung (Norit) .
· Zat
aktif yang larut, dimaksudkan untuk membarikan efek sistemik setelah
terdisolusi dalam cairan salura cerna kemudian diabsorbsi, terhadap zat aktif
yang harus diperhatikan formulasinya, desain, bentuk dan manufaktur untuk
menghasilkan tablet yang diinginkan. Sifat kelarutannya merupakan dasar untuk
memformulasi dan mendesain produk yang efektif.
2.
Zat Tambahan
Eksipien atau zat
tambahan adalah zat inert yang tidak aktif secara farmakologi berfungsi sebagai
zat pembantu dalam formulasi tablet untuk membentuk tablet dan untuk
mempermudah teknik pembuatan tablet. Dalam pemilihan bahan tambahan untuk
pembuatan tablet harus diperhatikan sifat fisika dan sifat kimianya, begitu
juga dengan stabilitas dan zat tambahan yang digunakan.
Bahan tambahan tablet antara lain adalah :
Bahan tambahan tablet antara lain adalah :
a. Zat
pengisi, zat inert secara farmakologi yang dapat ditambahkan dalam sebuah
formulasi tablet untuk penyesuian bobot dan ukuran tablet sesuai dengan yang
ditetapkan, jika jumlah bahan aktif kecil, juga untuk mempermudah pembuatan
tablet walaupun pengisi adalah zat yang inert secara farmakologi, zat tersebut
masih dapat mempengaruhi sifat fisika, kimia dan biofarmasi dari sedian tablet.
Contoh, interaksi basa atau garam - garam amin dengan laktosa dan alkali basa
yang menyebabkan terjadinya perubahan warna coklat sampai hitam. Laktosa tidak
bercampur dengan asam askorbat dan salisilamide. Penggunaan dari pengisi
tergantung dari volume atau berat tablet yang diingan. Bahan pengisi yang
sering digunakan: laktosa USP, lactose anhydrous, spray dried lactose. Amylim :
maydis, oryzae, meranthae, solany, mannitol, sukrosa dan lain- lain.
b. Bahan
pengikat, adalah zat inert secara farmakologi yang ditambahkan kedalam
formulasi tablet untuk meningkatkan kohesifitas antara partikel-partikel serbuk
dalam masa tablet yang diperlukan untuk pembentukkan granul dan kemudian untuk
pembentukan massa menjadi kompak dan padat yang disebut tablet.pengikat dapat
dibagi 2 :
· Pengikat
kering (binder), pengikat kering ditambahkan kedalam massa kering. Contoh,
bahan kering yang sering digunakan:
Ø Acasia
2 - 5 %
Ø Derivat
selulosa 1 - 5 %
Ø Sukrosa
2 - 25 %
· Pengikat
Basah ( Adhesive), ditambahkan dalam bentuk larutan atau suspensi, contoh
pengikat basah yang sering digunakan:
Ø Derivat
selulosa 1 – 5 %
Ø Gelatin
1 – 5 %
Ø Pasta
amylum 1 – 5 %
Ø Natrium
alginat 2 – 5 %
c.
Bahan Penghancur
zat
inert secar farmakologi yang ditambahkan pada massa untuk membantu mempercepat
waktu hancur tablet dalam saluran cerna, zat disintegran dapat ditambahkan
sebagai fasa dalam yang disebut sebagai fasa dalam yang disebut sebagai bahan
internal dan sebagai fasa luar yang disebut bahan eksternal. Mekanisme kerja
dari bahan penghancur adalah :
· Jika
kontak degan air akan mengembang sehingga volume tablet membesar dan akhirnya
pecah,contoh : golongan selulosa.
· Memecah
ikatan partikel tablet sehingga akan pecah.
· Membentuk
kapiler,contoh : golongan amilum dan selulosa.
· Membentuk
gas : asam sitrat dan bikarbonat.
· Membentuk
lelehan, contoh : oleum cacao.
d.
Bahan Pelicin
(Lubricant)
Bahan
pelicin (lubricant) dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan (matrys).
Biasanya digunakan talcum 5%, Magnesii Stearas, Acidum Stearicum. (Anief, M.,
2005)
e.
Bahan Pelincir
(Glidant)
Adalah
bahan yang digunakan untuk memudahan agar tablet dapat masuk ke mesin tablet
sewaktu proses pencetakan. Salah satu contoh bahan pelincir yaitu magnesium
stearat.
Syarat – Syarat Tablet
:
1.
Memenuhi
keseragaman ukuran
2.
Memenuhi
keseragaman bobot
3.
Memenuhi
waktu hancur
4.
Memenuhi
keseragaman isi zat berkhasiat
5.
Memenuhi
waktu larut (dissolution test)
(Anief,Moh.,Farmasetika,2007)
Kriteria Tablet :
1.
Harus mengandung zat
aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2.
Harus mengandung zat
aktif yang homogen dan stabil;
3.
Keadaan fisik harus
cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4.
Keseragaman bobot dan
penampilan harus memenuhi persyaratan;
5.
Waktu hancur dan laju
disolusi harus memenuhi persyaratan;
6.
Harus stabil terhadap
udara dan suhu lingkungan;
7.
Bebas dari kerusakan
fisik;
8.
Stabilitas kimiawi dan
fisik cukup lama selama penyimpanan;
9.
Zat aktif harus dapat
dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10.
Tablet memenuhi
persayaratan Farmakope yang berlaku.
(Proceeding
Seminar Validasi, Hal 26)
Keuntungan Sediaan
Tablet
Sediaan tablet banyak
digunakan karena memiliki beberapa keuntungan,
yaitu :
1.
Tablet dapat bekerja
pada rute oral yang paling banyak dipilih;
2.
Tablet memberikan
ketepatan yang tinggi dalam dosis;
3.
Tablet dapat mengandung
dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga memudahkan proses pembuatan,
pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan;
4.
Bebas dari air,
sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil.
Kerugian Sediaan Tablet
Di samping keuntungan
di atas, sediaan tablet juga mempunya beberapa kerugian, antara lain :
1.
Ada orang tertentu yang
tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/pingsan);
2.
Formulasi tablet cukup
rumit, antara lain :
·
Beberapa zat aktif
sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat amorfnya, flokulasi, atau
rendahnya berat jenis;
·
Zat aktif yang sulit
terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi,
absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat
tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa);
·
Zat aktif yang rasanya
pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat aktif yang peka
terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi
sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada
tablet.
(The
Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294)
Pemeriksaan dan Uji
Granul
1.
Uji Sudut Henti
Menggunakan
corong yang dipasang pada statif yang diletakkan dengan ketinggian tertentu.
Kemudian granul dialirkan melalui corong dan ditampung pada bagian bawahnya.
Gundukan yang tertampung lalu diukur tinggi (dicatat sebagai h) dan diameternya
(dicatat sebagai d). Kemudian dihitung sudut hentinya dengan menggunakan rumus
:
Setelah
diperoleh sudut henti (α –nya) lalu dibandingkan dengan parameter untuk sudut
henti sebagai berikut :
Sudut
yang terbentuk Keterangan
·
25 – 30 : Sangat Mudah
Mengalir
·
30 – 40 : Mudah
Mengalir
·
40 – 45 : Mengalir
·
> 45 : Kurang
Mengalir
2.
Uji Sifat aliran
Menggunakan
corong yang dipasang pada statif yang diletakkan dengan ketinggian tertentu.
Awalnya granul ditimbang, berat granul dicatat sebagai m. Lalu granul tersebut
dialirkan melalui corong dan ditampung pada bagian bawahnya. Waktu yang
diperlukan granul untuk melewati corong dicatat sebagai t.
Syarat
: Jika 100 gram garnul mengalir dalam 10 detik maka alirannya baik.
3.
Kompresibilitas
Merupakan
pengukuran persen kemampatan. Pada uji ini menggunakan gelas ukur bervolume
besar, kemudian seluruh granul dimasukkan ke dalam gelas ukur. Tinggi awal
granul dicatat sebagai (Vo), kemudian gelas ukur diketuk-ketukkan sebanyak 500
kali ketukan dengan kecepatan konstan. Tingginya lulu diukur lagi dan dicatat
sebagai (V1). Diukur persen (%) kemampatan (K) dengan rumus :
Vo = tap density (volume granul sebelum dimampatkan)
V1 = bulk density (volume granul setelah dimampatkan)
V1 = bulk density (volume granul setelah dimampatkan)
Hasil
uji kompresibilitas Keterangan
·
5 - 12 Sangat baik
·
13 – 18 Baik
·
19 – 33 cukup
·
34 – 38 Buruk
·
> 38 Sangat buruk
4.
Uji kadar air
Susut
pengeringan diukur dengan alat Moisture Balance. Kadar air yang baik untuk
granul tablet adalah 2 – 5 %.
Evaluasi Tablet
Evaluasi tablet dilakukan untuk
mengetahui apakah tablet yang dihasilkan telah memenuhi kriteria atau belum.
Diperlukan beberapa pengujian, diantaranya adalah :
1.
Uji Penampilan
Tablet
diamati secara visual meliputi : warna (homogenitas), bentuk (bundar, permukaan
rata/cembung), cetakan (garis patah, tanda, logo, pabrik), dll.
2.
Uji Keseragaman Ukuran
Uji
keseragaman ukuran dilakukan dengan cara 10 tablet diukur keseragaman ukuran
satu per satu, mengukur diameter menggunakan jangka sorong dan mengukur
ketebalan menggunakan mikrometer sekrup. Kecuali dinyatakan lain diameter
tablet tidak boleh lebih dari 3x dan tidak kurang dari 11/3 tebal tablet. Uji
diameter dan ketebalan tablet ini dilakukan terhadap 20 tablet.
3.
Uji Kekerasan Tablet
Dilakukan
dengan cara 20 tablet secara acak diuji satu per satu menggunakan hardness
tester dinyatakan dalam kg/cm2.
Syarat
kekerasan tablet :
·
Tablet kecil : 3 – 5 kg/cm2
·
Tablet besar : 5 – 10 kg/cm2
·
Tablet umum : 4 – 8 kg/cm2
·
Tablet kunyah : 4 – 7 kg/cm2
·
Tablet hisap : 4 – 12 kg/cm2
4.
Uji keseragaman Bobot
Uji
ini dilakukan terhadap 20 tablet dengan cara menimbang satu persatu.
Persyaratan
: tidak boleh 2 tablet yang bobot rata-ratanya menyimpang dari bobot rata-rata
tablet lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satupun yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata kolom B.
5.
Uji Waktu Hancur
Uji
waktu hancur menggunakan alat disintegrator tester menggunakan 6 tablet.
Persyaratan dalam Farmakope Indonesia jilid 3 : kecuali dinyatakan lain semua
tablet harus hancur tidak lebih dari 15 menit (untuk tablet tidak bersalut) dan
tidak lebih dari dari 60 menit untuk tablet salut gula atau tablet salut
selaput.
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
I.
Nama Zat Aktif
R/ Vitamin C 100 mg
II.
Monografi Obat
1.
Pemerian :
Serbuk
atau hablur, putih atau agak kuning, tidak berbau, rasa asam.
2.
Kelarutan :
Mudah
larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol.
3.
Sifat Zat Aktif :
4.
Melebur pada suhu 190o C, dalam keadaan kering stabil
diudara, dalam larutan dapat teroksidasi.
5.
Khasiat :
Antiaskorbut
6.
Dosis Maksimum :
7.
pH :
2,2
– 2,5
8.
Stabilitas dan
Penyimpanan :
Dalam
wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari.
III.
PreFormulasi
R/
Vitamin C 20 %
Na. CMC 3 %
Amylum 5 %
Laktosa 65 %
Fase Luar :
Mg. Stearat 2 %
Talk 5 %
IV.
Formula
No
|
Nama
Bahan
|
%
|
Mg
|
Keterangan
|
1.
|
Vitamin
C
|
20
%
|
100
mg
|
Zat
Aktif
|
2.
|
Na.
CMC
|
3
%
|
15
mg
|
Bahan
Pengikat
|
3.
|
Amylum
|
5
%
|
25
mg
|
Bahan
Penghancr
|
4.
|
Laktosa
|
65
%
|
325
mg
|
Banhan
Pengisi
|
5.
|
Mg.
Stearat
|
2
%
|
10
mg
|
Pelicin
|
6.
|
Talk
|
5
%
|
25
mg
|
Glidant
|
V.
Perhitungan Bahan
Untuk
1 tablet :
·
Vitamin C
·
Na. CMC
Air
untuk cmc
·
Amylum
·
Laktosa
·
Mg. Stearat
·
Talk
Untuk 200 tablet :
·
Vitamin C
·
Na.CMC
Air
untuk cmc
·
Amylum
·
Laktosa
·
Mg. Stearat
·
Talk
VI.
Cara Pengerjaan Resep
1.
Timbang semua bahan.
2.
Kembangkan Na. CMC
dengan air panas (M1)
3.
Masukkan Vitamin C +
laktosa + amylum aduk 10 menit ad homogen.
4.
Tambahkan M1
sedikit demi sedikit ad terbentuk massa granul yang baik.
5.
Ayak pada ayakan No.12
6.
Keringkan dengan FBD
selama 15 menit dengan suhu 65o C.
7.
Ayak lagi agar lebih
halus.
8.
Tambahkan Mg.Stearat
dan Talk aduk ad homogen.
9.
Cetak tablet dengan
mesin cetak tablet.
10.
Masukkan dalam kemasan.
11.
Obat siap diserahkan.
VII.
Etiket
VIII.
Kemasan
Lembar Pengujian
-
EVALUASI GRANUL
a.
b.
·
·
·
·
c. Kompreabilitas
(% k) =
·
·
·
·
d. Metode
corong dengan cara bebas
100 gram granul
mengalir dalam 40 detik (aliran kurang baik)
e. Penetuan
sudut longsor
f. Faktor
housner
-
EVALUASI TABLET
a. Keseragaman
bobot
No
|
Berat
tab
|
Deviasi
|
Kuadran
deviasi
|
%
penyimpanagn
|
1
|
0,26
|
0,005
|
0,000025
|
-1,92
%
|
2
|
0,27
|
-0,005
|
0,000025
|
1,85
%
|
3
|
0,27
|
-0,005
|
0,000025
|
1,85
%
|
4
|
0,26
|
0,005
|
0,000025
|
-1,92
%
|
5
|
0,26
|
0,005
|
0,000025
|
-1,92
%
|
6
|
0,27
|
-0,005
|
0,000025
|
1,85
%
|
7
|
0,26
|
0,005
|
0,000025
|
-1,92
%
|
8
|
0,27
|
-0,005
|
0,000025
|
1,85
%
|
9
|
0,27
|
-0,005
|
0,000025
|
1,85
%
|
10
|
0,27
|
-0,005
|
0,000025
|
1,85
%
|
11
|
0,27
|
-0,005
|
0,000025
|
1,85
%
|
12
|
0,26
|
0,005
|
0,000025
|
-1,92
%
|
13
|
0,26
|
0,005
|
0,000025
|
-1,92
%
|
14
|
0,27
|
-0,005
|
0,000025
|
1,85
%
|
15
|
0,27
|
-0,005
|
0,000025
|
1,85
%
|
16
|
0,26
|
0,005
|
0,000025
|
-1,92
%
|
17
|
0,26
|
0,005
|
0,000025
|
-1,92
%
|
18
|
0,27
|
-0,005
|
0,000025
|
1,85
%
|
19
|
0,26
|
0,005
|
0,000025
|
-1,92
%
|
20
|
0,25
|
0,0015
|
0,0000023
|
-6
%
|
Rata – rata tablet =
0,265
Standar deviasi =
CV
Kurang dari 5% jadi tablet memenuhi syarat.
Persen penyimpangan
Kolom
A
|
Kolom
B
|
0,265
+5% = 0, 278
|
0,265+
10 % = 0,291
|
0,265
- 5% = 0,251
|
0,265
– 10 %= 0, 238
|
Kesimpulan : pada kolom
A ada 1 tablet yang menyimpang,
sedangkan kolom B tidak ada yangmenyimpang.
Jadi, tablet memebuhi syarat.
b. Kekerasan
tablet
Tablet
|
Kekerasan
Tablet
|
1
|
5,11
kg/cm2
|
2
|
9,11
kg/cm2
|
3
|
6,11
kg/cm2
|
4
|
6,11
kg/cm2
|
5
|
3,12
kg/cm2
|
6
|
6,11
kg/cm2
|
7
|
3,11
kg/cm2
|
8
|
5,11
kg/cm2
|
9
|
4,11
kg/cm2
|
10
|
3,12
kg/cm2
|
Rata-rata
|
5,112
kg/cm2
|
Jadi, sesuai dengan persyaratan
bahwa tablet konvesional adalah 4 – 8 kg/cm2 , jadi tablet memenuhi
syarat.
c. Waktu
hancur
Tablet
|
Waktu
( Menit )
|
1
|
11.30
|
2
|
15.09
|
3
|
17.23
|
4
|
19.15
|
5
|
19.46
|
6
|
25.12
|
Rata-rata
|
17,89
|
Syarat : waktu hancur
tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet biasa.
Jadi, tablet tidak
memenuhi persyaratan waktu hancur.
d. Keseragaman
ukuran
N0
|
Diameter
tablet
|
Ketebalan
tablet
|
1
|
10,5
|
5,8
|
2
|
10,75
|
5,8
|
3
|
10,7
|
5,1
|
4
|
10,9
|
4,5
|
5
|
10,1
|
5,2
|
6
|
10,9
|
5,3
|
7
|
10,9
|
5,1
|
8
|
10,8
|
5,6
|
9
|
10,5
|
5,7
|
10
|
10,7
|
5,8
|
Rata2
|
10,675
|
5,39
|
Syarat : 3 kali tablet
≥ diameter tablet ≥ 1 1/3 tebal tablet
16,70≥10, 675 ≥ 7,186
Jadi, diamater (10,675
mm) lebih besar dari 1 1/3 tablet (7,186) dan lebih dari 3 tablet (16,70). Jadi
tablet memenuhi syarat.
BAB IV
PEMBAHASAN
Tablet
adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak dalam tabung pipih
atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis
bahan obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan (Anonim, 1979). Pada
percobaan ini, dibuat tablet dengan Vitamin C sebagai zat aktif. Vitamin C
adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air danmemiliki peranan
penting dalam menangkal berbagai macam penyakit. Vitamin C juga termasuk
golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas.
Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet ini ialah metode granulasi
basah karena Vitamin C memiliki sifat tahan pemanasan. Selain itu, dengan
menggunakan metode granulasi basah, akan dihasilkan tablet yang lebih baik dan
dapat disimpan lebih lama dibanding dengan cara granulasi kering. Metode granulasi basah dilakukan terlebih dahulu dengan penambahan zat
pengisi laktosa dan penambahan bahan pengancur serta penambahan bahan
pengikat Na. CMC 3 % sampai
menjadi massa granul yang baik baru kemudian diayak. Penambahan bahan pengisi
laktosa ini dimaksudkan untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak,
sedangkan penambahan Na. CMC sebagai bahan pengikat karena Na. CMC stabil
terhadap panas sehingga cocok untuk granulasi basah dan kecenderungan untuk
mengeras. Pengayakan pada
metode ini bertujuan untuk mencegah rasa kasar dari sediaan yang disebabkan
oleh bahan obat yang padat dan kasar, selain itu untuk membentuk suatu campuran
serbuk yang rata sehingga memiliki distribusi normal dan diharapkan kandungan
zat aktif dalam sediaan menjadi seragam. Massa granul yang sudah diayak
kemudian dikeringkan dengan alat FBD (Fluid Bed Dryer) untuk mencegah
terjadinya binding dan sticking yang disebabkan masih adanya kandungan air di dalam
granul. Setelah kering granul diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran
yang sama rata dan ditambahkan bahan pelicin Talk 5 % dan Mg stearat 2 % yang
berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga untuk
mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Kemudian dicetak menjadi tablet
dengan mesin pencetak.
Untuk
mengetahui kontrol kualitas dari hasil percobaan pembuatan tablet pada
praktikum ini dilakukan dengan pengujian sifat tablet yang meliputi uji sifat
fisik tablet dan uji disolusi tablet, berikut hasil yang kami dapatkan adalah :
Yang
pertama adalah uji sifat fisik tablet berupa keseragaman bobot di mana bobot
rata-rata dari tablet yang kami miliki sebesar 265 mg. Uji ini dilakukan dengan
jalan menimbang 20 tablet satu persatu kemudian dihitung rata-ratanya dan
penyimpangan tiap tablet terhadap bobot rata-ratanya. Sehingga dari hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa keseragaman bobot dari tablet yang diuji termasuk
baik karena nilai CV tidak lebih dari 5% dimana hasilnya yaitu 2,26 %, sehingga
nantinya dapat menghasilkan pelepasan kadar obat yang sama. Uji keseragaman
bobot ini menentukan nilai keseragaman mesin kempa dalam menghasilkan tablet
dan juga menentukan keseragaman dosis yang diberikan untuk setiap terapi.
Pengujian ini sangat penting untuk tablet dan sediaan padat lainnya, karena
pengaruhnya pada dosis terapi nilai variasi tablet yang kecil menunjukan
semakin baik tablet tersebut dalam dosis pemberiannya.
Selanjutnya
adalah uji terhadap kekerasan tablet untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan
bahan pengikat terhadap tablet. uji ini ditujukan untuk mengukur kekuatan
tablet dalam menghadapi benturan pada saat distribusi ataupun penyimpanan.
Tablet yang baik adalah tablet yang memiliki kekuatan yang optimum sehingga
tidak mudah hancur dan lebih tahan dengan segala kondisi. Hasil yang didapat
adalah dari rata-rata hasil pengukuran dengan menggunakan Hardness Tester. Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan tablet pada
ujung alat dengan posisi vertikal kemudian tablet ditekan hingga pecah dan
dilakukan sebanyak 20 kali. Untuk tablet konvesional memiliki persyaratan bahwa
kekerasan tablet senilai 4-8 kg/cm2 dan hasil dari uji ini diperoleh
harga purata sebesar 5,112 kg/cm2 . Sehingga kekerasan dari tablet
ini memenuhi pesyaratan dan sesuai dengan teori.
Uji
ketiga yaitu uji keseragaman ukuran dengan menggunakan alat mikrometer sekrup
untuk mengukur ketebalan dan menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter.
Pengujian ini dilakukan dengan cara 10 tablet diukur keseragaman ukuran satu
per satu menggunakan alat yang telah dijelaskan diatas. Setelah dilakukan
pengujian didapatkan nilai purata untuk diameter yaitu 10,675 mm dan
ketebalannya 5,39 mm. Sehingga didapatkan 16,17 > 10,675 > 7,186 . Dimana
sesuai persyaratan keseragaman ukuran pada farmakope indonesia yaitu 3 kali
tebal tablet > diameter > 1 1/3 tebal tablet.
Uji
keempat adalah uji waktu hancur yang mana dapat memberikan gambaran waktu yang
dibutuhkan tablet untuk hancur. Waktu hancur ini dapat dianalogikan sebagai
kecapatan obat hancur di dalam tubuh. Kecepatan waktu hancur berpengaruh pada
kecepatan efek yang ditimbulkan dari obat, semakin cepat hancur maka obat akan
lebih cepat diabsorsi dan kemungkinan akan semakin cepat pula menimbulakan efek
terapinya. Dalam pengujian ini digunakan alat disintegrator tester dengan cara 6 tablet dimasukkan ke dalam alat uji
dengan pengaturan suhu sebesar 37oC. Pesyaratan waktu hancur tablet
tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit tetapi hasil tablet uji kami
diperoleh waktu hancurnya lebih dari 15 menit. Hal ini dikarenakan banyaknya
bahan pengikat yang digunakan sehingga ikatan antar partikel komponen lebih
merekat satu sama lain sehingga tablet uji membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
hancur
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pembuatan
tablet Vitamin C ini menggunakan cara granulasi basah, karena bahan
obat ini tahan pemanasan.
2.
Berdasarkan
uji evaluasi tablet, diperoleh bahwa tablet Theophyllin ini :
·
Percobaan
uji keseragaman bobot diperoleh harga CV = 2,26%, sehingga keseragaman bobot ini dikatakan memenuhi
syarat CV < 5%.
·
Kekerasan tablet yang didapat adalah 5,112 kg/cm2 sehingga memenuhi syarat yaitu tablet konvensional 4 – 8 kg/cm2.
·
Percobaan uji keseragaman ukuran dari 10
contoh tablet, didapatkan rata-rat diameter 10,675 dan ketebalan 5,39 , Tablet dianggap baik karena sesuai persyaratan 3 kali tebal tablet >
diameter > 1 1/3 tebal tablet yaitu 16,17 > 10,675 > 7,186.
·
Pada
uji waktu hancur tablet tidak memenuhi persyaratan karena waktu hancur lebih
dari 15 menit. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya penambahan zat pengikat atau kurang banyaknya zat
penghancur.
B.
Kritik
dan Saran
Sebaiknya
sebelum menentukan formulasi tablet yang akan dibuat carilah informasi
sebanyak-banyaknya tentang bahan-bahan yang dugunakan agar nantinya didapatkan
hasil tablet yang baik sesuai dengan persyaratan tablet yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel,
Howard C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta:
Penerbit UI Press.
Wade,
Ainley and Paul J. Weller. 1994.Pharmaceutical Excipients.
2nd edition. London: The Pharmaceutical Press.
Parikh,
Dilip,M. 2005. Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology. USA:
Taylor and Francis Group.
Anderson
NR GS Banker Dalam : Lachman L Lieberman HA Kanig JL 1984Teori dan
Praktek Farmasi Industri Vol 2 Edisi 3 UI Press Jakarta.
Depkes
RI 1979 Farmakope Indonesia Edisi III Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan Jakarta
Depkes
RI 1995 Farmakope Indonesia Edisi IV Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan Jakarta
Lachman
L H A Lieberman dan J L Kanig 2008 Teori dan Praktek Farmasi
Industri Edisi Ketiga Jakarta: UI Press
Marais
AF M Song dan MM Villiers 2003 Disintegration Propensity of Tablet
Evaluated by Means of Disintegrating Force KineticsPharmaceutical Development
Technology 5 (12) : 163-169
Nugrahani
I 2005 Karakterisik Granul dan Tablet Propranolol Hidroklorida dengan
Metode Granulasi Peleburan (cited 2010 Des 13)
Available
at: http://jurnalfarmasiuiacid/pdf/2005/v02n02/ilma0202pdf
LAMPIRAN
Pencampuran
Bahan Pembuatan zat
pengikat Penambahan zat pengikat
Pembentukan
Cracking Penimbangan Granul Pengeringan Granul
Uji BJ
Pemampatan Penentuan Sudut
Longsor Proses Pencetakan
Tablet
Vitamin C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar