MAKALAH AGAMA ISLAM
“IBADAH DAN KESEHATAN”
Dosen Pembimbing: Nanik, S.Ag
Disusun Oleh : Kelompok VIII
Ø Desy Rosbilianah
Ø Jimmy Armando
Ø Lupita Ratnasari
Ø Septiana
Rahma
Local B1
AKADEMI FARMASI AL-FATAH BENGKULU
Jl. Indragiri Gg. 3 Serangkai Padang Harapan
Bengkulu
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam
menaruh perhatian yang besar terhadap dunia kesehatan. Kesehatan merupakan
modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran
Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan
halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab
makanan merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang. Sebagaimana
Firman Allah yang terdapat dalam Q.S. Al Baqarah : 168 yang artinya :
“wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang
baik-baik yang Kami rezekikan kepadamu.” (Q.S.Al-Baqarah: 168)
Anjuran
Islam untuk bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk mewujudkan kesehatan
masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan di pandang
sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup
yang mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan sampah sembarangan,
membuang sampah dan limbah di sungai atau sumur yang airnya tidak mengalir dan
sejenisnya, dan Islam sangat menekankan Kesucian atau Al-thaharah, yaitu
kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan
akan semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit
sering kali berasal dari lingkungan yang kotor.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa itu hubungan
kebersihan dengan kesehatan ?
2.
Apa itu hubungan
wudhu dengan kesehatan ?
3.
Apa itu hubungan
shalat dengan kesehatan ?
4.
Apa itu hubungan
puasa dengan kesehatan ?
1.3 Tujuan
1.
Pembaca
mengetahui tentang hubungan kebersihan dengan kesehatan.
2.
Pembaca
mengetahui tentang hubungan wudhu dengan kesehatan.
3.
Pembaca
mengetahui tentang hubungan shalat dengan kesehatan.
4.
Pembaca
mengetahui tentang hubungan puasa dengan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN IBADAH DAN KESEHATAN
2.1 Kebersihan
Surat
yang pertama kali diturunkan adalah seruan belajar ,sedangkan surat yang kedua
berkaitan dengan kebersihan.Surat yang pertama kali diturunkan“iqra’ yang
berarti “ bacalah “, sedangkan yang kedua “ wa tsiyaabaka fathahhir “ yang
berarti “ maka sucikanlah bajumu”.Sejarah telah membuktikan bahwa
hanya islamlah yang pertama kali menerapkan sistem kebersihan secara alamiah .
Umat islam tahu bahwa islam memerintahan sterilisasi dan memerangi polusi.
Dalam agama islam istilah steril disebut istilah thaharah ( bersuci ).
Islam
sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan
Penciptanya-nya, namun Islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat
komprehensif1, harmonis, jelas dan logis antar sesame makhluk. Ajaran yang
menjadi dasar dalam membangun relasa vertikal dank horizontal ini adalah
kebersihan. Bersih merupakan salah salah satu pokok dalam memelihara
kelangsungan eksistensinya, sehingga tidak ada satupun makhluk kecuali berusaha
untuk membersihkan dirinya.Bersih adalah kondisi sesuatu yang bebas dari hal
yang kotor. Jadi benda yang di katakan bersih apabila tidak ada kotoran berupa
apa pun. Maka dari pengertian ini dapahi diketahui bahwa kondisi bersih berarti
sesuatu hal yang harus dijaga dan dirawat dari hal-hal yang kotor yang dapat
dihinggapi oleh kuman serta menjadi sarang penyakit.
Dalam
membangun konsep kebersihan, Islam menetapkan berbagai macam peristilahan
tentang kebersihan. Yaitu istilah thaharah, nazhafah, tazkiyah, dan fitrah.
Thaharah biasa digunakan untuk menyebut kebersihan badani sebagai syarat untuk
melaksanakan ibadah. Nazhafa biasanya gunakan untuk menyebut lingkungan sekitar
yang bersih. Tazkiyah digunakan untuk menyebut kebersihan sesuatu yang tidak
tampak. Sedangkan fitrah biasa digunakan untuk menyebut kebersihan holistik
umat manusian berkenaan dengan keyakinan dan jiwa. Semua term tersebut
mengandung makna bersih zahir dan batin. Dalam ajaran Islam, bersih zahir tidak
cukup tetapi dalamnya pun harus suci. Karenanya sesuatu yang tampa luarnya
bersih masih harus juga disucikan betinnya. Contoh, orang yang hendak
melaksanakan shalat tidak cukup hanya bersih, tetapi juga harus suci. Sunci
zahir saja tidak cukup tetapi juga harus suci dari najis yang sifatnya batin,
yaitu suci dari hadats kecil dan hadats besar. Bahkan seorang hanmba yang
hendak menyempurnakan beribadah kepada Allah harus bersih dari perbuatan dosa,
maka ia harus bertaubat, beristighfar dan berbuat baik. Karenanya, makna bersih
amat holistik yang menyangkut berbagai persoalan kehidupan, baik dunia dan
akhirat Kebersihan
dalam pandangan Islam sangat erat hubungannya dengan kesehatan. Karenanya
tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan
individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sehingga mampu
menjadi umat pilihan dan khalifah Allah untuk memakmurkan bumi. “Kesehatan
merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia”. Karena kesehatan merupakan hak
asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan
perlunya kesehatan untuk menjalankan agama secara sempurna.
Allah
SWT memerintah hambanya untuk melaksanakan ibadah dengan ketentuan bersuci. Ini
menunjukkan bahwa keduanya tak dapat dipisahkan dalam melaksanakan perintah
Allah SWT. Antara ibadah dan suci terdapat hubungan yang erat dan timbal balik,
di mana kesucian dianggap sebagai ibadah, dan ibadah itu sendiri dianggap tidak
sah atau sempurna tanpa melalui kebersihan suci.Al-Quran menjadikan kebersihan
dan kebersihan sebagai sarana untuk menentukan kualitas ibadah. Karenanya,
kebersihan selalu dijadikan sebagai syarat dari suatu ibadah baik kesucian
lahiriyah maupun batiniyah. Kesucian lahiriyah berorientasi kepada sah dan
tidak sahnya suatu ibadah, sedangkan kebersihan bathiniyah lebih terfokus
kepada kesempurnaan suatu ibadah yaitu diterima atau tidak diterima. Kaitan
yang erat ini seharusnya dapat dijadikan budaya dalam kehidupan karena
pelaksanaan ibadah rutin dilaksanakan setiap hari. Suatu contoh keterkaitan
antara pelaksanaan ibadah dengan kesucian adalah rukun Islam berupa shalat,
zakat, puasa dan haji. Hal yang paling menarik dari ibadah-ibadah ini ialah
adanya penentuan syarat-syarat suci sebelum pelaksanaan ibadah dan tujuan suci
yang hendak diraih. Syarat-syarat ini pada umumnya mengarah kepada sifat bersih
baik lahir maupun batin. Makna kebersihan yang digunakan dalam Islam ternyata
mengandung makna yang banyak aspek, seperti aspek kebendaan, aspek harta dan
aspek jiwa. Thaharah (suci) bermakna bersih dari kotoran yang najis. Maka tidak
heran jika kitab-kitab fikih Islam menempatkan bab thaharan diawal, sebelum
membahas shalat. Dalam kitab suci Al-qur’an banyak ayat yang menganjurkan untuk bersuci. Alalh
berfirman :
“Dan pakaianmu bersikanlah”
(QS.Al Muddatsir ayat: 4)
2.2 Wudhu
Allah berfirman :
“ sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
bertaubat dan orang-orang yang selalu bersuci “ ( qs.Al-baqarah:222)
Beberapa
penelitian yang berkaitan tentang faktor-faktor terjadinya kanker kulit telah
membuktikan bahwa sebagian besar penyebabnya adalah bersentuhnya kulit dengan
materi-materi kimia. Oleh sebab itu, cara terbaik untuk mencegah kanker kulit
adalah dengan menghilangkan sisa-sisa bahan kimia tersebut dari permukaan
kulit, yaitu dengan cara sering dicuci untuk mengurangi pengaruh materi
tersebut terhadap sel-sel kulit.
Seperti
halnya wudhu yang dilakukan secara berulang-ulang setiap hari akan mampu
menghilangkan bakteri-bakteri tersebut. Sebagaimana halnya wudhu juga akan
menjadikan seorang muslim bersih, disukai, dan diterima oleh lingkungannya.
Maka, ketika ia melakukan aktivitas harian, ia memiliki semangat,
produktivitas, bahkan optimisme untuk meraih masa depan.Di antara manfaat wudhu
adalah ketika mencuci muka dengan air sebanyak lima kali dalam sehari maka hal
itu akan menjaga mata dari penyakit radang mata. Begitu pula istinsyaq
(memasukkan air ke dalam hidung) dan istintsar (mengeluarkan air dari hidung)
akan membersihkan rongga dan bagian dalam hidung dari berbagai kuman. Seperti
halnya membasahi kulit dalam wudhu adalah benteng dari segala penyakit.
Rasulullah SAW bersabda,
“Siapa yang berwudhu lalu ia
sempurnakan wudhunya maka dosa-dosanya akan keluar dari tubuhnya sampai ke
bawah kuku-kukunya.” (HR. Muslim)
Beliau juga
bersabda, “Apabila seorang hamba berwudhu lalu ia berkumur-kumur maka keluarlah
dosa-dosanya dari mulutnya. Apabila ia ber-istinsyaq maka keluarlah
dosa-dosanya dari hidungnya. Apabila ia mencuci mukanya maka keluarlah
dosa-dosanya dari mukanya sampai keluar dari kedua alisnya. Apabila ia mencuci
kedua tangannya maka keluarlah dosa-dosanya dari kedua tangannya sampai keluar
dari bawah kuku-kukunya. Apabila ia membasuh kepalanya maka keluarlah
dosa-dosanya dari kepalanya sampai keluar dari kedua telinganya. Apabila ia
mencuci kedua kakinya maka keluarlah dosa-dosanya dari kedua kakinya sampai
keluar dari bawah kuku-kuku kakinya.”
·
Wudhu sebagai senjata kaum beriman
“Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah
tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”(QS: Al-Maidah Ayat: 6)
Wudhu mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan seorang
muslim.wudhu menjadikan selalu dalam keterjagaan ,vitalitas dan kebersinaran
(aura).Hadist tentang wudhu:
1. Barangsiapa
berwudhu dengan baik keluarlah dosa-dosanya dari jasadnya sampaipun dari bawah
kuku-kukunya.(HR. Muslim)
2. Seorang
yang selesai berwudhu dengan baik lalu mengucapkan dua kalimat syahadat, maka
akan terbuka baginya pintu-pintu surga yang delapan dan dia dapat memasuki
pintu yang mana saja dia kehendaki. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
3. Nabi
Saw melihat Sa'ad yang sedang berwudhu, lalu beliau berkata, "Pemborosan
apa itu, hai Sa'ad?" Sa'ad bertanya, "Apakah dalam wudhu ada
pemborosan?" Nabi menjawab, "Ya, meskipun kamu (berwudhu) di sungai
yang mengalir." (HR. Ahmad)
4. Akan
terdapat dalam umat ini suatu kaum yang berlebih-lebihan dalam berwudhu dan
berdo'a. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
5. Umatku
akan tampil pada hari kiamat dengan wajah bersinar, tangan serta kakinya
berkilauan dari bekas-bekas wudhu. (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)
·
Wudhu mencegah penyakit kulit
Rasulullah
bersabda, “Barang siapa berwudhu dengan sempurna maka dosa-dosanya akan keluar
dari jasadnya hingga keluar dari jari-jarinya.” (HR MUSLIM dalam shahihnya
(361)), kitabuth thaharah.Dalam hadis lain, beliau berssabda:
”Sesungguhnya,
umatku akan di panggil pada hari kiamat dalam kondisi putih bersinar karena
bekas wudhu. Maka, barang siapa diantara kalian bisa memperpanjang putih
sinarnya, hendaknya ia melakukanya. (HR Bukhari)
Ilmu pengetahuan modern telah menetapkan bahwa orang-orang yang selalu
berwudhu, mayoritas hidup mereka senantiasa bersih dan terbebas dari bakteri.
Ketetapan ini diambil setelah diadakan pemeriksaan melalui mikroskop terhadap
‘ladang’ bakteri pada sekelompok orang yang berwudhu secara teratur dan
sekelompok orang yang jarang berwudhu. Hasilnya, orang yang rajin berwudhu
tubuhnya bersih dari ‘ladang’ bakteri. Sebaliknya, orang yang tidak pernah
berwudhu terdapat bermacam ‘ladang’ bakteri pada anggota tubuhnya. Sebagian
besar diantaranya berupa bakteri bulat yang berkelompok dan sangat berbahaya.
Jenis bakteri ini sangat cepat menyebar. Ia pun merupakan organisme yang
menyebabkan banyak penyakit. Selain itu wudhu juga menghindari kita dari bahaya
keracunan. Mengapa bisa demikian ? keracunan itu bisa terjadi karena adanya
pertumbuhan bakteri berbahaya di dalam lubang hidung. Dari lubang hidung ini,
bakteri masuk kedalam lambung dan usus sehingga menimbulkan radang dan berbagai
penyakit, terutama bila bakteri itu telah masuk ke peredaran darah. Oleh karena
itu, Islam mensyariatkan istinsyaq (menghirup air ke hidung dan mengeluarkanya)
sebanyak 3 x setiap wudhu.Adapun tentang syariat berkumur-kumur, telah terbukti
bahwa itu dapat menjaga mulut dan tekak (saluran antara rongga mulut dan tenggorokan)
dari berbagai macam radang, pembekakan pada gusi, dan mencegah gigi dari
kerapuhan. Sebab, kumur-kumur dapat menghilangkan sisa-sisa makanan yang barang
kali masih tertinggal di dalam mulut. Telah terbukti secara ilmiah bahwa 90 %
dari sekelompok orang yang kini tidak memiliki gigi, seandainya dahulu mereka
memperhatikan kebersihan mulut, mereka tidak akan kehilangan gigi sebelum
masanya.Jika mulut tidak di bersihkan maka materi bernanah dan sisa makanan
yang busuk di mulut bercampur dengan air liur dan makanan. Lambung akan
menghisapya dan akan mengalir ke aliran darah. Darah akan meneruskan keseluruh
anggota badan. Ini akan menyebabkan banyak penyakit.Berkumur-kumur juga mampu
melatih otot wajah sehingga terlihat lebih awet muda. Latihan seperi ini jarang
sekali mendapatkan perhatian dari guru-guru olahraga. Mereka hanya memfokuskan
untuk melatih otot besar saja.
·
Rahasia di balik wudhu
1. Keutamaan Berkumur –kumur
Berkumur –kumur berarti membersihkan rongga mulut dari penularan penyakit. Sisa
makanan sering mengendap atau tersangkut di antara sela gigi yang jika tidak
dibersihkan ( dengan berkumur-kumur atau menggosok gigi) akhirnya akan menjadi
mediasi pertumbuhan kuman. Dengan berkumur-kumur secara benar dan dilakukan
lima kali sehari berarti tanpa kita sadari dapat mencegah dari infeksi gigi dan
mulut. Penelitian modern membuktikan bahwa berkumur dapat menjaga mulut dan
tenggorokan dari radang dan menjaga gusi dari luka. Berkumur juga dapat menjaga
dan membersihkan gigi dengan menghilangkan sisa-sisa makanan yang terdapat di
sela-sela gigi setelah makan. Manfaat berkumur lainnya yg juga penting adalah
menguatkan sebagian otot-otot wajah dan menjaga kesegarannya. Berkumur
merupakan latihan penting yang diakui oleh pakar dalam bidang olahraga, karena
berkumur jika dilakukan dengan menggerakkan otot-otot wajah dengan baik dapat
menjadikan jiwa seseorang tenang.
2. Istinsyaq
Istinsyaq berarti menghirup air dengan lubang hidung, melalui
rongga hidung sampai ke tenggorokan bagian hidung (nasofaring). Fungsinya untuk
mensucikan selaput dan lendir hidung yang tercemar oleh udara kotor dan juga
kuman.Selama ini kita ketahui selaput dan lendir hidung merupakan basis
pertahanan pertama pernapasan. Dengan
istinsyaq mudah-mudahan kuman infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dapat
dicegah. Penelitian ilmu modern yang dilakukan oleh tim kedokteran
Universitas Aleksandria membuktikan bahwa kebanyakan orang yg berwudhu secara
kontinyu, maka hidung mereka bersih dan bebas dari debu, bakteri dan mikroba.
Tidak diragukan lagi bahwa lubang hidung merupakan tempat yg rentan dihinggapi
mikroba dan virus, tetapi dengan membasuh hidung secara kontinyu den melakukan
istinsyaq (memasukan dan mengeluarkan air ke dan dari hidung di saat berwudhu),
maka lubang hidung menjadi bersih dan terbebas dari radang dan bakteri, dan ini
mencerminkan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Proses ini dapat menjaga
manusia akan bahaya pemindahan mikroba dari hidung ke anggota tubuh yg lain.
3. Membasuh Wajah dan Kedua Telapak Tangan
Membasuh
wajah dan kedua telapak tangan sampai ke siku memiliki manfaat yang sangat
besar dalam menghilangkan debu dan mikroba, lebih dari membasuh hidung.
Membasuh wajah dan kedua telapak tangan sanpai ke siku juga daat menghilangkan
keringat dan permukaan kulit dan membersihkan kulit dari lemak yg dipartisi
oleh kelenjar kulit, dan ini biasanya menjadi tempat yg ideal untuk berkembang
biaknya bakteri.Begitu pula dengan pembersihan telinga sampai dengan pensucian
kaki beserta telapak kaki yang tak kalah pentingnya untuk mencegah berbagai
infeksi cacing yang masih menjadi masalah terbesar di negara kita
4. Membasuh Kedua Telapak Kaki
Membasuh
kedua telapak kaki dengan memijat secara baik danpat mendatangkan perasaan
tenang dan nyaman, karena telapak kaki merupakan cerminan seluruh perangkat
tubuh. Orang yang berwudhu seakan-akan memijat seluruh tubuhnya satu-persatu,
padahal ia hanya membasuh kedua telapak kakinya dengan air dan memijatnya
dengan baik. Ini merupakan salah satu rahasia timbulnya perasaan tenang dan
nyaman yang dirasakan oleh seorang muslim setelah berwudhu
·
Wudhu sebagai langkah preventif dari berbagai
penyakit
2.3Shalat
Maka apabila kamu telah menyelesaikan
shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu
berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman
(Q.S An-Nisa:103)
“ ajaklah
keluargamu melakukan shalat dan tekunilah “
(Q.s
Thaha:132 )
Selain melaksanakan perintah agama,
mengobati kerinduan jiwa pada sang Pencipta, sholat juga punya efek yaitu
menyehatkan tubuh. Seorang pakar ilmu pengobatan tradisional, Prof H Muhammad
Hembing Wijayakusuma, telah melakukan penelitian yang mendalam tentang hal itu.
Hasil penelitian itu disebarkannya kepada umat Islam, baik melalui media massa
maupun buku yang berjudul “Hikmah Sholat untuk Pengobatan dan Kesehatan”.
Bahkan, duduk Tasyahud diyakini bisa menyembuhkan penyakit tanpa operasi.
·
Shalat sebagai
terapi jiwa dan raga
Sholat
adalah sarana yang paling efektif untuk menyegarkan jasmani dan menenangkan
jiwa. Masalahnya, shalat yang dilaksanakan oleh kebanyakan kaum muslimin belum
sebagaimana mestinya. Orang yang sehabis melaksanakan shalat seolah-olah tidak
memperoleh kesan apa-apa. Antara sebelum dan sesudah shalat tidak ada bedanya.
Bahkan antara orang yang shalat dan yang tidak juga mirip-mirip saja.Itulah
barangkali yang menyebabkan orang tidak lagi tertarik mengkaji manfaat shalat,
kecuali sebatas kewajiban yang harus ditunaikan saja. Ini tantangan yang mesti
kita jawab. Bukan dengan banyak-banyakan argumentasi. Bukan dengan adu konsep
dan dalil yang mendetail. Kita perlu bukti. Hanya dengan bukti nyata, baru
orang akan melirik kembali potensi sholat yang selama ini ditelantarkan
ummatnya.Soal ketenangan jiwa adalah janji Allah yang sudah pasti akan
diberikan kepada orang yang shalat. Ada jaminan yang pasti bahwa orang yang
benar dalam shalatnya bakal memperoleh ketenangan ini. Allah berfirman:
“Tegakkan
shalat untuk mengingat-Ku.“(Qs. Thaha: 14)
“Ketahuilah, dengann mengingat Allah, hati
menjadi tenang.” (Qs. Ar-Ra’du: 28)
Hati
bisa tenang bila mengingat dan dzikir kepada Allah, sedang sarana berdzikir
yang paling efektif adalah shalat. Tentu bukan sembarang shalat.Sebagaimana
dalam ayat di atas, perintah Allah adalah tegakkan, bukan laksanakan.Mendirikan
shalat beda dengan sekadar melaksanakan. Mendirikan shalat punya kesan adanya
suatu perjuangan, keseriuasan, kedisiplinan, dan konsentrasi tingkat tinggi.
Jika sekadar melaksanakan, tak perlu susah payah, cukup santai asal terlaksana.
Itulah sebabnya Allah memilih kata perintah “aqim” yang berarti dirikan,
tegakkan, luruskan.Kenyataannya tidak demikian, banyak di antara kaum muslimin
yang melaksanakan shalat tapi tidak menegakkannya. Bagi mereka pokoknya shalat,
kewajiban gugur lepas dari ancaman siksa, dan menunggu pahala. Cukup. Andai ada
sensus tentang pelaksanaan shalat ini, maka dapat dipastikan bahwa bagian
terbesar ummat Islam adalah golongan ini.
Kondisi
ini sungguh memprihatinkan. Sayang belum banyak pemimpin dan ulama yang
menganggap perlu menjelaskannya kepad ummat. Jika toh mengkaji shalat, maka
yang paling banyak mendapat perhatian adalah seputar kaifiyatush-Shalat, yang
tidak berkutat dari masalah fiqh. Lebih parah lagi bila mereka berhenti
mengkaji hanya pada masalah-masalah khilafiyah. Bukan untuk mencari
penyelesaian, tapi malah memperlebar jarak perbedaan, mempertajam pertentangan,
dan merusak kesatuan. Dalam hal ini Rasulullah menjawab melalui sabdanya:
“Berapa banyak orang yang melaksanakan shalat, keuntungan yang diperoleh dari
shalatnya, hanyalah capai dan payah saja.” (HR. Ibnu Majah).Wajib bagi kita
mengikuti tata cara shalat sebagaimana yang diajarkan Rasulullah kepada kita.
Tidak boleh ada penyimpangan sedikit pun juga. Sekecil apapun gerakan itu harus
sesuai dengan sunnah. Akan tetapi yang semestinya juga kita contoh dan tiru
pada Nabi bukan sekadar gerakan fisik tapi juga gerakan batinnya. Jika beliau
batinnya sering bergetar ketika membaca surat-surat tertentu, atau pada
bacaan-bacaanm tertentu, apakah kita juga sudah demikian?
Bukan berarti kita memaksakan diri untuk menggetarkan batin. Juga bukan dengan
memaksakan diri untuk menangis, tidak bisa itu. Agar batin bergetar, suasana
hati harus khusyu’.Khusyu’ adalah satu tingkat kosentrasi yang luar biasa
tingginya. Ini dicapai lewat kedisiplinan mengikuti tata cara yang telah diatur
sedemikian rupa, mulai dari berwudhu, adzan, iqamat, dan seterusnya berdiri
untuk shalat, takbir, rukuk, sujud, bacaan-bacaan dalam shalat, yang semuanya
mengantar untuk konsentrasi mengingat Allah. Malah dapat dikatakan bahwa yang
lebih penting dan utama dalam shalat itu bukan gerakan fisik, tapi gerakan
batin. Gerakan fisik bisa diganti atau ditiadakan jika memang tidak mampu. Tapi
dzikir kepada Allah tetap harus berjalan, kapanpun juga.Seorang yang tidak
mampu berdiri karena sakit, bisa mengganti gerakan berdirinya dengan hanya
duduk, mengganti gerakan ruku’nya dengan isyarat sedikit membungkuk. Demikian
juga sujudnya. Tidak bisa berdiri diperbolehkan duduk. Tidak bisa duduk dengan
berbaring dan sebagainya.Yang tidak bisa diganti adalah gerakan batin. Ini yang
mutlak harus ada. Tanpa kehadiran hati, shalat hanya merupakan gerakan mati.
Gerak otomatis, bagai patung saja. Jika demikian, apa artinya?Itulah sebabnya
Allah memberi ancaman yang cukup keras kepada kita, dengan kata yang amat pedas
:
“Maka
celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu mereka yang lalai dalam shalatnya.”
(Qs. al-Maa’uun: 4-5)
Jadi
ketenangan batin, apalagi janji-janji yang lain terhadap orang yang shalat itu
tidak serta merta diberikan Allah begitu saja. Ada syarat-syarat tertentu yang
harus dipenuhi terlebih dahulu. Bagi yang lalai dalam shalatnya bukan saja
tidak bakal
mendapatkan janji-janji tadi, malah ada ancaman keras dari Allah swt.
Itulah barangkali rahasia, kenapa ummat Islam tidak sukses, padahal mereka
telah menjalankan shalat. Semestinya tidak demikian. Andai saja mereka
melaksanakan shalat sesuai dengan tuntunan Islam, kemenangan mesti dan
keberhasilan pasti diperolehnya.Allah sendiri berjanji:
“Sungguh
telah beruntung orang-orang beriman. Yaitu mereka yang khusyu’ dalam shalatnya.”
(Qs. Al-Mu’minuun: 1-2)
Rasanya
tidak terlalu sulit dipahami jika orang yang itens komunikasinya dengan Allah
–melalui shalat sebagai sarananya– berhasil mencapai kemenangan dan
keberhasilan di berbagai sektor kehidupan. Sebab, siapa lagi yang merupakan
sumber energi dari semua bentuk kekuatan kalau bukan Allah swt.
Jika kita sudah dekat dengan sumber energi dan sumber kekuatan itu, maka dengan
sendirinya kita pasti lincah bergerak, dan tentu saja juga kuat. Dari sana
kemenangan pasti didapat. Karenanya tidak salah bila redaksi adzan itu
didahului dengan ajakan shalat (hayya alash-shalaah), kemudian disusul dengan
ajakan untuk menang (hayya alalfalaah). Memang demikian seharusnya. Shalat
kemudian menang.
Rahasia
kemenangan itu terletak pada kedekatan kita dengan Allah. Jika kita sudah
dekat, artinya komunikasi kita secara vertikal lancar tak tersumbat, melalui
shalat wajib dan sunnah, maka kemenangan itu pasti didapat. Allah pasti
membantu hamba-Nya yang dikasihi. Masalahnya, sudahkah ada jaminan bahwa kita
telah menjadi kekasih-Nya?Alangkah hebatnya potensi ibadah, khususnya shalat ini.
Sayang ummat Islam belum menggalinya sebagai suatu pelajaran yang siap
disajikan di kelas, sebagai praktek yang dapat dilaksanakan di lapangan, dan
sebagai satu bukti yang dapat dilihat dan disaksikan pengaruh dan dampaknya.Andaikata
shalat ini dikaji secara intensif, dipraktekan sesuai sunnah Nabi di dalam
menyedot kekuatan-kekuatan yang dijanjikan Allah, pasti sudah lama nasib ummat
Islam tidak seperti ini.Terus terang kita khawatir jika potensi shalat
diabaikan oleh ummat Islam, kemudian mereka memandang bahwa shalat tidak
memiliki arti lagi dalam kehidupan sehari-hari, maka bencana akan datang
menimpa. Bukan saja bencana alam, tapi juga bencana agama. Mereka tidak mau
lagi melirik shalat untuk menenangkan jiwanya, tapi sudah menggunakan cara-cara
yang lain. Mereka mencari terapi yang lain untuk mencegah fakhsa’ dan munkar,
dengan cara yang tidak diajarkan agama.
Jika shalat sudah tidak dipandang sebagai sesuatu yang potensial lagi, lalu di
mana letak keislaman kita? Bukankah shalat sebagai tiang agama? Kalau tiang itu
sudah kita anggap tidak bisa lagi menyangga bangunan yang ada, maka bangunan
apa yang bisa kita dirikan disana?
“Pokok
urusan itu Islam, sedang tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad fi
sabilillah.” (HR. Ahmad dan Turmudzi)
Fenomena
yang akhir-akhir ini terjadi, tidak lain karena kita lalai dalam menyodorkan
shalat sebagai alternatif terbaik untuk menenteramkan jiwa. Pada saat dunia
sedang gelisah seperti sekarang, orang pada sibuk mencari ketenangan. Dengan
segala cara mereka ingin dapatkan. Tak peduli harus lari ke kuil atau
pertapaan-pertapaan sepi. Tak peduli harus pergi ke hutan sendirian, pokoknya
dapat menentramkan hati. Alangkah idealnya bila kita segera memberi jawab atas
keresahan ummat ini. Kita sodorkan alternatif satu-satunya yang dapat
menghilangkan stres dan tekanan jiwa itu, yakniu laksanakan dan tegakkan shalat
.
·
Shalat menjaga
kesehatan jasmani
Apa
hubungan sholat dengan kesehatan ? menurut Hembing, setiap gerakan-gerakan
shalat mempunyai arti khusus bagi kesehatan dan punya pengaruh pada
bagian-bagian tubuh seperti kaki, ruas tulang punggung, otak, lambung, rongga
dada, pangkal paha, leher, dll. Berikut adalah ringkasan yang bermanfaat untuk
mengetahui tentang daya penyembuhan di balik pelaksanaan sholat sebagai
aktivitas spiritual.
1.
Berdiri tegak dalam sholat
Gerakan-gerakan sholat bila dilakukan
dengan benar, selain menjadi latihan yang menyehatkan juga mampu mencegah dan
meyembuhkan berbagai macam penyakit. Hembing menemukan bahwa berdiri tegak pada
waktu sholat membuat seluruh saraf menjadi satu titik pusat pada otak, jantung,
paru-paru, pinggang, dan tulang pungggung lurus dan bekerja secara normal,
kedua kaki yang tegak lurus pada posisi akupuntur, sangat bermanfaat bagi
kesehatan seluruh tubuh.
2.
Rukuk
Rukuk juga sangat baik untuk menghindari
penyakit yang menyerang ruas tulang belakang yang terdiri dari tulang punggung,
tulang leher, tulang pinggang dan ruas tulang tungging. Dengan melakukan rukuk,
kita telah menarik, menggerakan dan mengendurkan saraf-saraf yang berada di
otak, punggung dan lain-lain. Bayangkan bila kita menjalankan sholat lima waktu
yang berjumlah 17 rakaat sehari semalam. Kalau rakaat kita rukuk satu kali,
berarti kita melakukan gerakan ini sebanyak 17 kali.
3.
Sujud
Belum
lagi gerakan sujud yang setiap rakaat dua kali hingga junlahnya sehari 34 kali.
Bersujud dengan meletakan jari-jari tangan di depan lutut membuat semua otot
berkontraksi. Gerakan ini bukan saja membuat otot-otot itu akan menjadi besar
dan kuat, tetapi juga membuat pembuluh darah dan urat-urat getah bening
terpijat dan terurut. Posisi sujud ini juga sangat membantu kerja jantung dan
menghindari mengerutnya dinding-dinding pembuluh darah.
4.
Duduk tasyahud
Duduk
tasyahud akhir atau tawaruk adalah salah satu anugerah Allah yang patut kita
syukuri, karena sikap itu merupakan penyembuhan penyakit tanpa obat dan tanpa
operasi. Posisi duduk dengan mengangkat kaki kanan dan menghadap jari-jari ke
arah kiblat ini, secara otomatis memijat pusat-pusat daerah otak, ruas tulang
punggung teratas, mata, otot-otot bahu, dan banyak lagi terdapat pada ujung
kaki. Untuk laki-laki sikap duduk ini luar biasa manfaatnya, terutama untuk
kesehatan dan kekuatan organ seks.
5.
Salam
Bahkan,
gerakan salam akhir, berpaling ke kanan dan ke kiri pun, menurut penelitian
Hembing punya manfaat besar karena gerakan ini sangat bermanfaat membantu
menguatkan otot-otot leher dan kepala. Setiap mukmin pasti bisa merasakan itu,
bila ia menjalankan sholat dengan benar. Tubuh akan terasa lebih segar,
sendi-sendi dan otot akan terasa lebih kendur, dan otak juga mempu kembali
berfikir dengan terang. Hanya saja, manfaat itu ada yang bisa merasakannya
dengan sadar, ada juga yang tak disadari. Tapi harus diingat, sholat adalah
ibadah agama bukan olahraga.
2.4 Puasa
Puasa merupakan praktek 'ubudiyah
kepada Allah, mengerjakan segala perintah dan mewaspadai segala laranganNya
secara jelas maupun samar. Dan inilah yang dikatakan sebagai sasaran dan tujuan
puncak ibadah. Disamping puasa adalah suatu ibadah, ia juga mengandung suatu
unsur ketahanan diri sekaligus obat bagi penyakit-penyakit fisik dan mental.
Sebagaimana Allah berfirman
Dan
berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (Al-Baqarah: 184).
Hanya Allah yang Mahatahui secara mendetail,
menyeluruh, serta meliputi segala sesuatu yang baik, yang merusak, yang
menambah sehat dan yang mengurangi sakit bagi manusia, karena Allah adalah Dzat
yang menciptakan dan memusnahkan penyakit tersebut. Oleh sebab itu, Allah
mewajibkan puasa terhadap kita serta umat-umat terdahulu bukan karena ia adalah
tergolong masalah ibadah kepadaNya saja. Namun karena puasa juga mengandung
nilai-nilai kesehatan bagi manusia secara fisik dan mental.Sebuah kesalahan
besar, opini mayoritas yang menyatakan bahwa puasa adalah mencegah tubuh dari unsur-unsur
pangan yang terkandung dalam makanan dan minuman. Dan tubuh manusia bagaikan
tungku yang bekerja dengan memakai bara api. Sebagaimana sebagian para pakar di
bidang kedokteran mencampuradukkan pengertian antara menahan lapar secara penuh
dalam beberapa waktu yang kemudian dinamakan dengan "puasa medis"
(as-Shiyam at-Thibby) dengan "puasa Islami" (as-Shiyam al-Islamy)
yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan puasa medis.
Dengan merebaknya opini dan
pencampuradukan persepsi ini, sebagian orang meragukan hikmah dan
manfaat-manfaat secara fisik dan mental yang terkandung dalam puasa yang
diajarkan Islam. Realita ilmiah -secara yakin- menunjukkan bahwa dalam tubuh
manusia terdapat suatu ruangan penyimpanan tenaga (power) yang memberikan
kekuatan pada tubuh agar senantiasa bekerja dan bergerak dalam beberapa hari
tanpa menyerap makanan tambahan.
·
Hubungan puasa
dengan kesehatan
1.
Memberikan
kesempatan organ lambung beristirahat
2.
Terhindar dari
sakit maag
3.
Terhindar dari
kegemukan
4.
Meningkatkan
kekebalan tubuh
5.
Hipertensi lebih
terkontrol
·
Puasa preventif
terhadap penyakit fisik dan mental
1.
Memperkuat
sistem imunitas ( kekebalan tubuh) sehingga tubuh lebih steril dari berbagai
penyakit. Indikator
fungsional sel2 limfa pun semakin membaik 10 x lipat. Persentase sel yang
bertanggung jawab atas kekebalan kualitatif juga semakin bertambah.
2.
Melindungi tubuh
dari obesitas dengan segala resiko dan bahayanya.
3.
Puasa melindungi
tubuh dari terbentuknya batu-batu ginjal ( yang menjadi penyebab kencing batu
dan lain-lain) sebab puasa menaikan kadar sodium didalam darah sehingga ia pun
bisa mencegah pengkristalan garam kalsium
4.
Puasa
mensterilkan tubuh dari bahaya racun yang menggumpal didalam sel-sel atau
jaringannya akibat konsumsi makanan , khususnya makanan yang diawetkan dan
hasil olahan pabrik, juga mengkonsumsi obat-obatan,dan menghirup udara yang
telah terkontaminasi dengan racun-racun ini.
5.
Puasa bisa
meringankan dan meredam gejolak seksual terutama dikalangan pemuda.
6.
Puasa merupakan
tindakan preventif dari berbagai penyakit , pikiran dan kejiwaan.pengaruhnya
telah dibuktikan dalam menangkal schizok hrenia. Dokter yuri nikolayov
mengatakan bahwapenyakit pikiran bisa diatasi dengan efek puasa dan
diet.kesimpulan ini muncul setelah melakukan uji puasa pada 1000 penderita
gangguan mental. Ternyata 65% diantara mereka mengalami perkembangan positif
dan signifikan . S`etelah 6 jam setegah dari meraka menjalani eksaminasi
kembali dan hasilnya tetap menunjukkan bahwa mreka
dalam kondisi kesehatan yang prima .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi
dapat disimpulkan bahwa dengan beribadah kita dapat terhindar dari penyakit.
Dimana dapat kita lihat bahwa :
·
Wudhu
Kesehatan
yang kita dapatkan dari wudhu seperti :
1.
Membersihkan
rongga mulut dari penularan penyakit dengan berkumur-kumur.
2.
Mensucikan selaput dan lendir hidung yang tercemar
oleh udara kotor dan juga kuman.
3.
Membasuh wajah dan kedua telapak tangan sampai ke siku
memiliki manfaat yang sangat besar dalam menghilangkan debu dan mikroba,
4.
Membasuh kedua telapak kaki dengan memijat secara baik
danpat mendatangkan perasaan tenang dan nyaman.
5.
Sebagai langkah
preventif dari berbagai penyakit.
·
Shalat
1.
Berdiri tegak pada
waktu sholat membuat seluruh saraf menjadi satu titik pusat pada otak, jantung,
paru-paru, pinggang, dan tulang pungggung lurus dan bekerja secara normal,
kedua kaki yang tegak lurus pada posisi akupuntur, sangat bermanfaat bagi
kesehatan seluruh tubuh.
2.
Pada saat rukuk
menghindari penyakit yang menyerang ruas tulang belakang yang terdiri dari
tulang punggung, tulang leher, tulang pinggang dan ruas tulang tungging.
3.
Bersujud dengan
meletakan jari-jari tangan di depan lutut membuat semua otot berkontraksi.
4.
Pada duduk tasyahud
secara otomatis memijat pusat-pusat daerah otak, ruas tulang punggung teratas,
mata, otot-otot bahu, dan banyak lagi terdapat pada ujung kaki.
5.
Saat salam dapat
membantu menguatkan otot-otot leher dan kepala.
·
Puasa
1.
Memperkuat
sistem imunitas ( kekebalan tubuh) sehingga tubuh lebih steril dari berbagai
penyakit.
2.
Melindungi tubuh
dari obesitas dengan segala resiko dan bahayanya.
3.
Puasa melindungi
tubuh dari terbentuknya batu-batu ginjal.
4.
Puasa
mensterilkan tubuh dari bahaya racun yang menggumpal didalam sel-sel atau
jaringannya akibat konsumsi makanan.
5.
Puasa bisa
meringankan dan meredam gejolAk seksual terutama dikalangan pemuda.
6.
Puasa merupakan
tindakan preventif dari berbagai penyakit.
3.2 Saran
Saran dari kami untuk untuk pembaca
adalah rajin-rajinlah beribadah. Jangan jadikan ibadah sebagai kewajiban saja
tapi juga jadikan ibadah sebagai suatu kebutuhan. Karena ibadah tak ada ruginya
selain dapat pahala kita juga dapat terhindar dari berbagai macam penyakit.
Kami menyadari bahwa dalam makalah
ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dari pembaca sangat kami
harapkan agar makalah ini dapat jadi lebih baik untuk kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
ü Nizar ad – daddar,Muhamad. Keajaiban Ibadah Secara
Medis .Yogyakarta:Tugu , 2009
ü https://www.google.com/search?q=wudhu+mencegah+penyakit+kulit#q
“Berapa banyak orang yang melaksanakan shalat, keuntungan yang diperoleh dari shalatnya, hanyalah capai dan payah saja.” (HR. Ibnu Majah).Wajib bagi kita mengikuti tata cara shalat sebagaimana yang diajarkan Rasulullah kepada kita. Tidak boleh ada penyimpangan sedikit pun juga. Sekecil apapun gerakan itu harus sesuai dengan sunnah. Akan tetapi yang semestinya juga kita contoh dan tiru pada Nabi bukan sekadar gerakan fisik tapi juga gerakan batinnya. Jika beliau batinnya sering bergetar ketika membaca surat-surat tertentu, atau pada bacaan-bacaanm tertentu, apakah kita juga sudah demikian?
Bukan berarti kita memaksakan diri untuk menggetarkan batin. Juga bukan dengan memaksakan diri untuk menangis, tidak bisa itu. Agar batin bergetar, suasana hati harus khusyu’.Khusyu’ adalah satu tingkat kosentrasi yang luar biasa tingginya. Ini dicapai lewat kedisiplinan mengikuti tata cara yang telah diatur sedemikian rupa, mulai dari berwudhu, adzan, iqamat, dan seterusnya berdiri untuk shalat, takbir, rukuk, sujud, bacaan-bacaan dalam shalat, yang semuanya mengantar untuk konsentrasi mengingat Allah. Malah dapat dikatakan bahwa yang lebih penting dan utama dalam shalat itu bukan gerakan fisik, tapi gerakan batin. Gerakan fisik bisa diganti atau ditiadakan jika memang tidak mampu. Tapi dzikir kepada Allah tetap harus berjalan, kapanpun juga.Seorang yang tidak mampu berdiri karena sakit, bisa mengganti gerakan berdirinya dengan hanya duduk, mengganti gerakan ruku’nya dengan isyarat sedikit membungkuk. Demikian juga sujudnya. Tidak bisa berdiri diperbolehkan duduk. Tidak bisa duduk dengan berbaring dan sebagainya.Yang tidak bisa diganti adalah gerakan batin. Ini yang mutlak harus ada. Tanpa kehadiran hati, shalat hanya merupakan gerakan mati. Gerak otomatis, bagai patung saja. Jika demikian, apa artinya?Itulah sebabnya Allah memberi ancaman yang cukup keras kepada kita, dengan kata yang amat pedas :
Itulah barangkali rahasia, kenapa ummat Islam tidak sukses, padahal mereka telah menjalankan shalat. Semestinya tidak demikian. Andai saja mereka melaksanakan shalat sesuai dengan tuntunan Islam, kemenangan mesti dan keberhasilan pasti diperolehnya.Allah sendiri berjanji:
Jika kita sudah dekat dengan sumber energi dan sumber kekuatan itu, maka dengan sendirinya kita pasti lincah bergerak, dan tentu saja juga kuat. Dari sana kemenangan pasti didapat. Karenanya tidak salah bila redaksi adzan itu didahului dengan ajakan shalat (hayya alash-shalaah), kemudian disusul dengan ajakan untuk menang (hayya alalfalaah). Memang demikian seharusnya. Shalat kemudian menang.
Jika shalat sudah tidak dipandang sebagai sesuatu yang potensial lagi, lalu di mana letak keislaman kita? Bukankah shalat sebagai tiang agama? Kalau tiang itu sudah kita anggap tidak bisa lagi menyangga bangunan yang ada, maka bangunan apa yang bisa kita dirikan disana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar