Rabu, 01 Januari 2014

Galenika ( Sukun )

LATAR BELAKANG

            Sukun merupakan tanaman pangan alternatif di Indonesia sejak tahun 1920. Biasanya buah ini dijadikan cemilan dengan cara diiris tipis, lalu digoreng. Selain digoreng, buah yang memiliki nama lain bread fruit ini juga dapat dijadikan gethuk dengan cara dikukus dan dinikmati bersama kelapa parut. Jangan salah, dibalik beragam manfaat buahnya, sukun jugan banyak memiliki banyak khasiat yang terletak pada daunnya.
            Tanaman sukun sudah sejak lama digunakan sebagai tanaman obat tradisional oleh masyarakat pedesaan. Umumnya, masyarakat menggunakan daun sukun untuk mengobati penyakit liver, hepatitis, sakit gigi, gatal-gatal, jantung, dan ginjal.
            Heran sekaligus takjub dan nyaris tak percaya. Daun sukun tiba-tiba dianggap seperti halnya dukun tiban (dukun dadakan yang dipercaya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit dan mengatasi beragam masalah). Hal ini dikarenakan banyak senyawa bermanfaat yang terkandung di dalam daun sukun.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sediaan Galenik



      Istilah galenika diambil dari nama seorang tabib yunani, yaiti Claudius Galenos yang membuat sediaan obat yang berasal dari tumbuhan dan hewan sehingga mucullah ilmu obat-obatan yang disebut ilmu galenika. Jadi, ilmu galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tunbuhan dan hewan).
      Pembuatan sediaan galenik secara umum dan singkat adalah sebagai berikut:
·         Bagian tumbuhan yang mengandung obat diolah menjadi simplisia atau bahan nabati.
·         Dari simplisia tersebut bahan obat yang terdapat di dalamnya diambil dan diolah menjadi bentuk sediaan atau preparat.
    
     Tujuan dibuatnya sediaan galenik yaitu:
1.      Untuk memisahkan obat-obatan yang terkandung dalam simplisia dari bagian lain yang dianggap tidak bermanfaat.
2.      Membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai.
3.      Agar obat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil pada penyimpanan yang lama.

            Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalm pembuatan sediaan galenik:
·         Derajat kehalusan
Derajat kehalusan ini harus disesuaikan dengan mudah atau tidakbya obat yang terkandung tersebut disari. Semakin sukar disari, simplisia harus dibuat semakin halus, dan sebaliknya.
·         Konsentrasi atau kepekatan
Beberapa obat yang terkandung atau zat aktif dalam sediaan tersebut harus jelas konsentrasinya agar tidak menimbulkan kesulitan dalam pembuatan.
·         Suhu dan lamanya waktu
Suhu dan lamanya waktu penyaringa harus disesuaikan dengan sifat obat, mudah menguap atau tidak, mudah tersari atau tidak.
·         Bahan penyari dan car penyarian
Cara ini harus disesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam simplisia.
\           Pengolongan sediaan galenik berdasarkan cara pembuatannya :
1.    Aqua Aromatica (Air Aromatik).



                        Air aromatik menurut farmakope Indonesia edisi II adalah larutan jenuh minyak atsiri dalam air. Air aromatik merupakan cairan jernih atau agak keruh, mempunyai bau dan rasa yang tidak menyimpang dari bau dan rasa minyak atsiri asal. Air aromatik disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan di tempat yang sejuk.

2.    Extracta (Ekstrak).



                        Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa kering,kental dan cair, dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai, yaitu maserasi, perkolasi atau penyeduhan dengan air mendidih.
Pembuatan sediaan ekstrak dimaksudkan agar zat berkhasiat yang terdapat di simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar yang tinggi dan hal ini memudahkan zat yang berkhasiat dapat diatur dosisnya.
3.    Infusa



        Menurut FI IV, infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90° C selama 15 menit.


4.    Sirupi (Sirop).



                        Sirop adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kadar sakarosa adalah tidak kurang dari 64,0 % dan tidak lebih dari 66,9 % kecuali dinyatakan lain.

5.    Spiritus Aromatici.



                        Spiritus aromatici dibuat dengan maserasi sejumlah simplisia dengan campuran sejumlah etanol dan air selama 24 jam. Maserat lalu didestilasi sampai diperoleh 1000 bagian. Kadar etanol spiritus aromatici adalah 65 % v/v.
Spiritus aromatici harus jernih, tidak berwarna, cairan berbau aroma dan berasa, yang mengandung hanya bagian yang mudah menguap tidak mengandung tanin dan harsa.

6.    Tincturae (Tingtur).



                        Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut.
Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan 20% simplisia untuk zat khasiat 10 % simplisia untuk zat khasiat keras.

7.    Vinum (Anggur Obat).
                        Menurut farmakope Belanda Vinum adalah anggur dari Spanyol yang dalam perdagangan dikenal anggur Sherry (Xereswijn) mengandung etanol tidak kurang darib 18 %, v/v ; boleh pula diberikan jenis lain asal memenuhi syarat farmakope.





B.     Daun Sukun




      Daun sukun berbentuk oval dengan ujung meruncing. Tepi daun sukun berbeda-beda, ada yang berlekuk sedikit, berlekuk agak dalam, dan berlekuk dalam. Ukurannya tergolong besardengan ukuran panjang 30-60 cm dan lebar 20-40cm, berwarna hijau tua mengilap di bagian atas dan berwarna hijau pucat dengan tekstur kasar di bagian bawah. Berikut untuk lebih jelasnya tentang daun sukun.

1.      Taksonomi Daun Sukun
Kingdom         : Plantae
Diviso              : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Rosales
Family             : Moraceae
Genus              : Artocarpus
Spesies            : Artocarpus altilis
Selain Artocarpus altilis, tanaman sukun juga mempunyai beberapa nama ilmiah lain yang sering digunakan, yaitu Artocarpus communis Frost dan Artocarpus incisa Linn.

2.      Habitat
            Pada dasarnya, sukun (Artocarpus altilis) tergolong tanaman tropik sejati dengan tempat tumbuh terbaik di dataran rendah yang beriklim panas. Selain di daerah dataran rendah, sukun juga tumbuh di berbagai tempat karena daya adaptasinya yang tinngi. Tanaman ini tumbuh baik di daerah basah, tetapi dapat juga tumbuh di daerah yang sangat kering asalkan ada air tanah dan aerasi tanah yang cukup. Bahkan pada musim kemarau, sukun dapat tumbuh dan berbuah dengan lebat.



3.      Kandungan Senyawan yang Terdapat Pada Daun Sukun
            Senyawa yang terdapat dalam daun sukun adalah fsebagai berikut :
·         Asam Hidrosianat
            Asam hidrosianat adalah cairan sangat beracun, baunya seperti bau buah amandel, mendidih pada suhu 25,6 C, digunakan untuk membuat garam sianida, bahan celup, dan pengasap tanaman. Dapat juga digunakan untuk minyak wangi dan bahan penyedap (kimia).
·         Flavonoid
            Flavonoid adalah senyaawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar di dunia tumbuhan. Flavonoid ini melindungi sel CaCO2 yang terdapat pada saluran pencernaan dari oksidasi rantai ganda DNA dan bersifat antioksidan melindungi kolonosit dari stress oksidatif. Di dalam flavonoid terdapat suatu senyawa yang berkhasiat untuk anti inflamasi, platelet, antioksidan, antinefritis, antiatherosklerosis, antimalaria, anti mikroba, antikanker, serta anti diabetes.
·         Riboflavin
            Riboflavin dikenal juga sebagai vitamin B2 adalah mikronutrisi yang mudah dicerna, bersifat larut dalam air, dan memiliki peranan kunci dalam menkaga kesehatan manusia dan hewan. Riboflavin juga memainkan peranan penting dalam metabolisme energi dan diperlukan dalam metabolisme lemak, zat keton, karbohidarat, dan protein. Riboflavin ini juga berperan dalam pembentukkan sel darah merah, antibodi, dan dalam metabolisme pelepasan.
·         Tannin
            Tannin adalah zat, pahit polifenol tanaman yang baik dan cepat mengikat atau mengecilkan protein. Zat dari tannin menyebabkan perasaan kering pada mulut dengan konsumsi anggur merah, teh pekat, atau buah yang tidak tumbuh.
·         Asam Amino Esensial
            Asam amino esensial adalah asam amino yang harus didatangkan dari luar tubuh manusia karena sel-sel tubuh tidak dapat mensintesisnya. Sebagian besar asam amino ini hanya dapat disintesis oleh sel tumbuhan, sebab untuk sintesisnya memerlukan senyawa nitrat anorganik. Asam amino esensial terdiri dari isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treosin, valin, dan triptofan.

4.      Khasiat Daun Sukun

·         Sebagai Anti Inflamasi
            Inflamasi atau peradangan merupakan respon uttama sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi dan iritasi yang disebabkan oleh virus atau bakteri saat terjadi cedera atau kerusakan jaringan. Menurut penelitian Bai-Luh dan beberapa rekannya dari berbagai institusi di taiwan, daun sukun mengandung flavonoid yang sangat efektif sebagai anti inflamasi. Aktivitas inflamasi dari flavonoid yang berhasil diisolasi dari daun sukun, terbukti secara in vitro dapat menghambat pelepasan mediator-mediator kimia dari sel mast, neutrofil, dan makrofag.
·         Sebagai antiplatelet
            Platelet adalah kolesterol yang menempel pada pembuluh darah. Agregasi platelet telah lama diketahui sebagai penyebab beberapa penyakit degeneratif utama, seperti stroke, jantung, dan aterosklerosis. Peneliti dari lembaga ilmu pengetahuan indonesia (LIPI), Tjandrawati M.Ozef dan rekan- rekannya telah mengadakan serangkaian penelitian mengenai khasiat daun sukun sejak 2004. Dalam penelitian itu, daun sukun dibuat menjadi ekstrak. Komponen hasil ekstraksin dengan etanol, yakni tiga senyawa flavonoid dan B-sitoserol tersebut yang diuji khasiatnya. Dan hasilnya pun sangat baik. Selain itu peneliti mancanegara Jing-Ru Weng dan ketiga rekannya yang berasal dari taiwan berhasil mengisolasi tiga komponen flavonoid lain seperti artochamins B, artochamins D,  dan artocommunol CC. Setelah dievaluasi  tiga dari komponen flavonoid itu dapat menghambat agregasi platelet secara signifikan yang diinduksi oleh adrenalin dalam PRP.
·         Sebagai Antioksidan
            Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan. Radikal bebas bersifat merusak dan sangat efektif. Radikal bebas ini dapat mengakibatkan penyakit seperti jantung, penyakit pada otak, ginjal, paru, dan sistem imun. Penelitian mengenai kandungan antioksidan daun sukun pernah dilakukan oleh Andi Mu’nisa, Halifah pagarra, dan Andi Muflihunna dari fakultas matematika dan pengetahuan alam, Universitas Negeri Makassar. Dari penelitian uji kapasitas antioksidan ekstrak daun sukun dan flavonoid tersebut, dapat diketahui  bahwa senyawa antioksidan dalam daun sukun termasuk antioksidan primer. Dibandingkan dengan vitamin C dan BHT, ekstrak methanol daun sukn memiliki kandumgan antioksidan yang lebih tinggi
·         Sebagai Antiatherosklerosis
            Antherosklerosis terjadi jika lemak mengumpul di sepanjang dinding arteri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tjandrawati M.Ozef dan rekan-rekanny dari LIPI, daun sukun mampu menghambat terjadinya atherosklerosis. Penelitian khasiat ekstrak daun sukun terhadah atherosklerosis ini mencakup akumulasi lipid pada aorta dan kolesterol darah. Hewan uji yang digunakan berupa tikus galur wistar. Hasilnya mampu menurunkan kadar kolesterol dalam dalam darah. Daun sukun juga dapat menghambat akumulasi lemak pada dinding pembuluh darah aorta sehingga tidak terjadi penimbunan lemak.
·         Sebagai Antinefritis
            Nefritis adalah peradangan pada ginjal yang terjadi karena infeksi bakteri penyakit pada nefron. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fukai dan tiga orang rekannya yang berasal dari Toho University, Jepang, menunjukkan bahwa 5 prenyflavonoid yang berhasil diisolasi oleh daun sukun dapat bersifat antinefritis pada tikus dengan penyakit glomerular.
·         Sebagai Antimalaria
            Malaria merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian, terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi, anak balita, dan ibu hamil. Dalam penelitian Boonphong et al (2007), ekstrak etanol 80% daun sukun menunjukkan aktivitas antimalaria terhadap  plasmodium begheisecara in vivo. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Dimas Ranggaditya dari fakultas farmasi, UNAIR. Dalam penelitian tersebut, ekstrak etanol daun sukun juga menujukkan aktifitas antimalaria pada semua dosis yang diberikan.
·         Sebagai Antimikroba
            Mikroba adalah organisme berukuran mikroskopis yang terdiri atas  bakteri, fungi, dan virus.mikroba yang merugikan atau disebut mikroba patogen dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Untuk menghambatnya doperlukan zat antimikroba. Dalam suatu riset dari departemen kimia, Chiang Mai University, Thailand, surat Boonphong dan rekannya berhasil mengisolasi sembilan senyawa flavon dari ekstrak dichloromethane daun sukun. Kesembilan senyawa itu berkhasiat antibakteri terhadap mycobocterium tubercolosis penyebab penyakit TBC.
·         Sebagai Antikanker
            Kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian utama di dunia. Dalam suatu riset mengenai khasiat daun sukun sebagai antikanker dilakukan oleh Lotulung PD, Fajriah S., Hanafi M, dan Filaila E. Dari LIPI. Kandungan bioaktif dari ekstrak etanol daun sukun yang berhasil diidentifikasi salah satunya flavonoid terprenilasi, 1-(2,4-dihydroxphenyl)-3-[8-hidroxy-2-methyl-2-(4-methyl-3-pentenyl)-2H-1-benzopyran-5-yl]1-propanone. Komponen tersebut menunjukkan aktifitas sitotoksik terhadap sel murine P-388 leukimia.
·         Sebagai Antidiabetes
            Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan keadaan hiperglikemik kronik, yaitu kadar gula darah lebih tinng dari pada keadaan normal. Beberapa tahun terakhir, penggunaan tanaman obat alami untuk menurunkan gula darah mulai banyak dikembangkan. Sukun termasuk salah satu jenis tanaman yang memiliki efek insulin yang dapat menurunkan gula darah. Penyelidikan ilmiah jugatelah mongonfirmasi kemanjuran banyak tanaman dalam mengelola kadar gula darah penderita diabetes. Hasil riset Puspa DN Lotulung, Sofa Fajriah, Andini Sundowo, dan Euis Filaila dari pusat penelitian kimia LIPI menunjukkan bahwa senyawa flavonoid daun sukun yang berhasil diisolasi, yaitu 8-geranyl-4,5,7-trihidroxflavone bersifat sebagai antidiabetes yang kuat.

C.     Apliskasi Penggunaan Daun Sukun

1.      Daun Sukun Sebagai Obat Panu
            Penduduk di kepulauan pasifik menggunakan daun sukun untuk mengatasi panu akibat cendawan pytirosporum orbiculare.
            Cara mengolah daun sukun sebagai obat panu yaitu daun sukun yang tua diremas-remas lalu digosokkan secara berulang-ulang pada bagian tubuh yang terdapat panu, sehari 2-3 kali. Cukup sepekan pengobatan, panu pun lenyap.

2.      Rebusan Daun Sukun Untuk Mandi
            Daun sukun ternyata dapat digunakan sebagai bahan pelengkap mandi. Menurut pengalaman orang betawi, mandi dengan rebusan daun sukun dapat menghilangkan pegal-pegal. Agar hasil lebih maksimal, rebusan daun sukun biasanya dicampur dengan garam dan serai. Serai digunakan untuk menambah aroma sehingga dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks. Sementara itu, garam berkhasiat untuk menghilangkan kepenatan dan mengeluarkan racun dari dalm tubuh kita.
·         Bahan
-        Air bersih sebanyak 8 liter
-        Garam sebanyak 1 sendok makan
-        Daun sukun sebanyak 3 lembar
-        Serai secukupnya

·         Cara Membuatnya
-        Ambil daun sukun sebanyak 3 lembar. Daun sukun yang digunakan bisa berupa daun tua atau daun yang sudah menguning.
-        Rebus daun sukun, garam, dan serai dalam 2 liter air. Biarkan mendidih hingga 10 menit.
-        Setelah mendidih, pindahkan air rebusan ke dalam ember. Tambahkan 6 liter air hingga suam-suam kuku. Rebusan daun sukun siap digunakan untuk mandi.

3.      Rebusan Daun Sukun Untuk Merendam Kaki
            Selain digunakan untuk mandi, daun sukun juga bisa digunakan untuk merendam kaki. Bahan yang digunakan hampir sama dengan rebusan daun sukun untuk mandi. Hanya saja untuk merendam kaki, air yang ditambahkan lebih sedikit. Selain itu, penderita diabetes, bisa ditambahkan herbal pahit yang berkhasiat untuk penyakit diabetes, seperti sambiluto, temu ireng, dan daun pepaya.
            Merendam kaki pada malam hari akan membuat pembuluh darah melebar dan memperlancar sirkulasi darah. Hal ini dapat merilekskan seluruh tubuh dan mengurangi kelelahan akibat aktivitas sepanjang hari. Sementara itu, merendam kaki di pagi hari dapat membantu mengatur sistem saraf dan sistem endokrin.

·         Bahan
-        Air bersih sebanyak 5 liter
-        Garam sebanyak 1 sendok makan
-        Daun sukun sebanyak 3 lembar
-        Sambiluto, temu ireng, atau daun pepaya.

·         Cara Membuat
-        Ambil daun sukun sebanyak 3 lembar. Daun sukun yang digunakan bisa berupa daun tua atau daun yang sudah menguning.
-        Rebus daun sukun, garam, dan tambahan herbal pahit. Biarkan mendidih hingga 10 menit..
-        Setelah mendidih, pindahkan air rebusan ke dalam ember. Tambahkan sisa air bersih sehingga air rebusan daun sukun tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
-        Pastikan air rebusan daun sukun yang digunakan cukup hingga menutupi pergelangan kaki. Rendam kaki selama 20-30 menit.

4.      Teh Daun Sukun
            Teh hasil rebusan daun sukun sudah banyak digunakan untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Dalam bentuk rebusan, senyawa aktif yang terkandung dalam daun sukun menjadi lebih mudah dicerna oleh tubuh. Berbeda dengan ekstraksi dengan alkohol, zat lain dalam tanaman terkadang ikut bereaksi sehingga hebal menjadi kurang efektif. Berikut langakah membuat teh daun sukun.

·         Ambil daun sukun sebanyak 1 lembar. Pilih daun sukun yang berwarna hijau tua, tidak terlalu muda dan belum menguning. Daun yang tua memiliki kandungan flavonoid yang tertinggi dibandingkan dengan daun muda dan daun yang telah menguning.
·         Cuci dengan air bersih, kemudian rajang daun sukun dengan ukuran lebar sekitar 1-2 cm untuk memudahkan dalam proses perebusan.
·         Rebus dengan 1-2 gelas air dengan api sedang. Selama merebus, sebaiknya tembikar dalam keadaan tertutup. Setelah menyusut hingga menjadi 1 gelas sekira 200ml, angakt rebusan, dinginkan, dan saring.
·         Minum ramuan selagi hangat sebyak tiga kali dalam sehari. Ampas rebusan daun sukun dapat digunakan untuk 3 kali perebusan dalam sehari.

5.      Sirup Daun Sukun Untuk
            Sirup daun sukun diberi tambahan gula sebagai pemanis sekaligus pengawet rebusan daun sukun. Hanya saja, gula yang digunakan berupa gula aren agar tidak berpengaruh negatif bagi penderita diabetes. Sebagai penambah aroma, dapat ditambahkan daun salam dan serai. Berikut tahapan pembuatan sirup daun sukun untuk penderita diabetes.

·         Bahan
-        Daun sukun sebanyak 3 lembar
-        Serai sebanyak 3 batang
-        \daun salam sebanyak 3 lembar
-        Gula aren sebanyak 1 kg
-        Air sebanyak 2 liter
·         Cara Membuat
-        Ambil daun sukun dengan jumlah sesuai kebutuhan. Cuci dengan air bersih, kemudian rajang hingga halus. Sementara itu, memarkan daun serai agar dapat mengeluarkan aroma secara maksimal.
-        Rebus daun sukun, serai, dan daun salam. Sisakan hingga jumlah airnya 1 liter. Saring rebusan tersebut agar terpisah dari ampasnya.
-        Tambahkan gula aren yang telah diiris tipis aduk diatas api sedang hingga campuran mengental. Angkat dan dinginkan.
-        Agar awet, masukkan sirup ke botol. Simpan di tempat yang sejuk dan kering.
6.      Daun Sukun Pereda Sariawan
            Di India barat, penduduknya kerap memanfaatkan daun sukun untuk mengatasi sariawan. Cara mengolahnya yang pertama yaitu tumbuk dan hancurkan daun sukun. Kemudian tempelkan di bagian mulut yang mengalami candidas mulut itu. Hasil riset dari Universitas Padjajaran, ekstrak metanol daun sukun mampu menghambat pertumbuhan Candida Albicans penyebab sariawan dengan konsentrasi hambat minimum sebesar 13%.

6 komentar: