Senin, 28 April 2014

Tablet vitamin C

LAPORAN PRAKTIKUM SEDIAAN SOLIDA

“TABLET VITAMIN C”


Dosen Pembimbing:

Ø  Yosi Ermalena, S.Si, Apt
Ø  Renita Apriani, A.Md, Far
Ø  Sandi Oktalina, A.Md, Far

Disusun Oleh : Kelompok II

Ø  Astrie Nidya
Ø  Danang Satria
Ø  Jimmy Armando
Ø  Hamid Febriansyah
Ø  Ike Susva Ningrum .U
Ø  Novia Mecca

Local B1

AKADEMI FARMASI AL-FATAH BENGKULU

Jl. Indragiri Gg. 3 Serangkai Padang Harapan

Bengkulu

2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Jurnal Praktikum Teknologi Sediaan Solida. Penulisan laporan merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Praktikum Teknologi Sediaan Solida. Program DIII Farmasi AKFAR Al-Fatah Bengkulu.

Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini, khususnya kepada : Ibu Yosi Ermalena, S.Si, Apt, Ibu Renita Apriani, A.Md, Far, dan Ibu Sandi Oktalina, A.Md, Far selaku dosen pembimbing mata kuliah Praktikum Teknologi Sediaan Solida, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan laporan ini. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin. Dalam Penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Bengkulu,  April 2014
    
Tim Penulis
DAFTAR ISI


HALAMAN DEPAN ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
·         Latar Belakang ...................................................................................... 1
·         Tujuan .................................................................................................... 1
BAB II Tinjauan Pustaka ................................................................................. 2
·         Komponen Tablet .................................................................................. 4
·         Syarat – syarat Tablet ........................................................................... 6
·         Kriteria Tablet ........................................................................................ 6
·         Keuntungan Tablet ................................................................................ 7
·         Kerugin Tablet ....................................................................................... 7
·         Pemeriksaan dan Uji Granul ................................................................ 8
·         Evaluasi Tablet ....................................................................................... 9
BAB III Metode Praktikum ............................................................................ 11
BAB IV Pembahasan ...................................................................................... 19
BAB V Penutup ............................................................................................... 22
·         Kesimpulan ........................................................................................... 22
·         Saran ..................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 23
Lampiran........................................................................................................... 24



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Seperti telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan digunakan,tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh para dokter maupunpasien, dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Hal ini disebabkan karenadisamping mudah cara pembuatan dan penggunaannya, dosisnya lebihterjamin, relatif stabil dalam penyimpanan karena tidak mudah teroksidasioleh udara, transportasi dan distribusinya tidak sulit sehingga mudah sampaikepada pemakai. Secara ekonomis, sediaan ini relatif lebih murah harganya,memberikan dosis yang tepat dari segi kimianya, bentuknya kompak danmudah transportasinya, memberikan kestabilan pada unsur-unsur aktifnya.
Tablet merupakan sediaan padat yang biasanya dibuat secara kempacetak, berbentuk rata dan atau cembung rangkap, umumnya bulat,mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan penambahan bahantambahan farmasetika yang sesuai.
Tablet harus melepaskan zat berkhasiat kedalam tubuh dalam jumlah yang tepat dan menimbulkan efek yang diinginkan. Tablet hanya memberikan efek yang diinginkan jika memiliki mutu yang baik.Untuk menghasilkan tablet dengan mutu yang baik dan memenuhi persyaratan, pemilihan dan kombinasi bahan pembantu memegang perananyang sangat penting dalam proses pembuatannya.

B.       Tujuan
1.      Untuk mengetahui bagaiman cara membuat tablet yang baik.
2.      Untuk mengetahui bagaimana cara evaluasi tablet sesuai dengan ketentuan.
3.      Untuk mengetahui apakah tablet yang dibuat sudah memenuhi persyaratan atau tidak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (FI IV, 1995).
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak dalam tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan atau bahan tambahan.
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran, bentuk, berat, kekersan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang tergantung dengan pemakaian tablet dan cara pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian secara oral. Kebanyakan tablet dibuat dengan penambahan zat warna dan zat pemberi rasa. Tablet lain yang penggunaanya dapat cara sublingual, bukal, atau melalui vagina.
Bentuk luar tablet sangat mempengaruhi keutuhan tablet saat transportasi dan penyimpanan.Jenis tablet dan penggunaannya : Tablet peroral, tablet oral, meliputi tablet hisap, sublingual dan buchal, tablet parenteral, meliputi tablet injeksi dan tablet implantasi. Serta tablet untuk penggunaan luar meliputi tablet larut, mata, vaginal, dental resorpsi kerja lokal dipermukaan tubuh dan lubang-lubang tubuh. (Voiqt,1984)
Tablet di buat dengan 3 cara umum yaitu granulasi basah, granulasi kering dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah untuk meningkatkan aliran campuran atau kemampuan kempa. Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat-zat lain, kecuali zat pelican dibuat granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet dengan baik, maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mengisi cetakan serta menjaga agar tablet tidak retak (capping) (Anief, M., 2005).
Cara pembuatan granul ada 2 macam :
1.        Cara Basah
Zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur dicampur baik-baik, lalu dibasahi dengan larutan  bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40-50. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet.
2.        Cara Kering
Dikerjakan sebagai berikut: Zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, bila perlu zat pengikat dan zat pelicin dicampur dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar(sugging,setelah itu tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak, akhirnya dikempa cetak menjadi tablet yang dikehendaki dengan mesin tablet. (Anief,Moh.,IMO,1988)
Dengan metode pembuatan tablet yang manapun, tablet yang dihasilkan harus mempunyai sifat-sifat yang baik, yaitu :
1.        Cukup kuat dan resisten terhadap gesekan selama proses pembuatan, pengemasan, transportasi dan sewaktu di tangan konsumen. Sifat ini diuji dengan uji kekerasan dan uji friabilitas.
2.        Zat aktif dalam tablet harus dapat tersedia dalam tubuh. Sifat ini dilihat dari uji waktu hancur dan uji disolusi.
3.        Tablet harus mempunyai keseragaman bobot dan keseragaman kandungan (untuk zat aktif kurang dari 50 ml). Parameter ini diuji dengan variasi bobot dan uji keseragaman kandungan.
4.        Tablet berpenampilan baik dan mempunyai karakteristik warna, bentuk dan tanda lain yang menunjukkan identitas produk.
5.        Tablet harus menunjukkan stabilitas fisik dan kimia serta efikasi yang konsisiten (Anonim, 2005)


Komponen Tablet
Dalam pembuatan tablet harus terdiri dari beberapa komponen agar dapat dihasilkan tablet yang baik. Komponennya terdiri dari :
1.        Zat Aktif
Kebanyakan zat aktif tidak dapat dikempa langsung menjadi tablet karena tidak punya daya ikat yang cukup yang perlu untuk membuat suatu tablet, disamping itu tidak semua zat aktif mempunyai sifat alir yang baik.
Zat aktif dalam pembuatan tablet dapat dibagi dua :
·      Zat aktif yang tidak larut, dimaksudkan untuk memberikan efek local pada saluran cerna, misalnya adsorben untuk tukak lambung (Norit) .
·      Zat aktif yang larut, dimaksudkan untuk membarikan efek sistemik setelah terdisolusi dalam cairan salura cerna kemudian diabsorbsi, terhadap zat aktif yang harus diperhatikan formulasinya, desain, bentuk dan manufaktur untuk menghasilkan tablet yang diinginkan. Sifat kelarutannya merupakan dasar untuk memformulasi dan mendesain produk yang efektif.
2.        Zat Tambahan
Eksipien atau zat tambahan adalah zat inert yang tidak aktif secara farmakologi berfungsi sebagai zat pembantu dalam formulasi tablet untuk membentuk tablet dan untuk mempermudah teknik pembuatan tablet. Dalam pemilihan bahan tambahan untuk pembuatan tablet harus diperhatikan sifat fisika dan sifat kimianya, begitu juga dengan stabilitas dan zat tambahan yang digunakan.
Bahan tambahan tablet antara lain adalah :
a.    Zat pengisi, zat inert secara farmakologi yang dapat ditambahkan dalam sebuah formulasi tablet untuk penyesuian bobot dan ukuran tablet sesuai dengan yang ditetapkan, jika jumlah bahan aktif kecil, juga untuk mempermudah pembuatan tablet walaupun pengisi adalah zat yang inert secara farmakologi, zat tersebut masih dapat mempengaruhi sifat fisika, kimia dan biofarmasi dari sedian tablet. Contoh, interaksi basa atau garam - garam amin dengan laktosa dan alkali basa yang menyebabkan terjadinya perubahan warna coklat sampai hitam. Laktosa tidak bercampur dengan asam askorbat dan salisilamide. Penggunaan dari pengisi tergantung dari volume atau berat tablet yang diingan. Bahan pengisi yang sering digunakan: laktosa USP, lactose anhydrous, spray dried lactose. Amylim : maydis, oryzae, meranthae, solany, mannitol, sukrosa dan lain- lain.
b.    Bahan pengikat, adalah zat inert secara farmakologi yang ditambahkan kedalam formulasi tablet untuk meningkatkan kohesifitas antara partikel-partikel serbuk dalam masa tablet yang diperlukan untuk pembentukkan granul dan kemudian untuk pembentukan massa menjadi kompak dan padat yang disebut tablet.pengikat dapat dibagi 2 :
·      Pengikat kering (binder), pengikat kering ditambahkan kedalam massa kering. Contoh, bahan kering yang sering digunakan:
Ø Acasia 2 - 5 %
Ø Derivat selulosa 1 - 5 %
Ø Sukrosa 2 - 25 %
·      Pengikat Basah ( Adhesive), ditambahkan dalam bentuk larutan atau suspensi, contoh pengikat basah yang sering digunakan:
Ø Derivat selulosa 1 – 5 %
Ø Gelatin 1 – 5 %
Ø Pasta amylum 1 – 5 %
Ø Natrium alginat 2 – 5 %
c.    Bahan Penghancur
zat inert secar farmakologi yang ditambahkan pada massa untuk membantu mempercepat waktu hancur tablet dalam saluran cerna, zat disintegran dapat ditambahkan sebagai fasa dalam yang disebut sebagai fasa dalam yang disebut sebagai bahan internal dan sebagai fasa luar yang disebut bahan eksternal. Mekanisme kerja dari bahan penghancur adalah :
·      Jika kontak degan air akan mengembang sehingga volume tablet membesar dan akhirnya pecah,contoh : golongan selulosa.
·      Memecah ikatan partikel tablet sehingga akan pecah.
·      Membentuk kapiler,contoh : golongan amilum dan selulosa.
·      Membentuk gas : asam sitrat dan bikarbonat.
·      Membentuk lelehan, contoh : oleum cacao.
d.   Bahan Pelicin (Lubricant)
Bahan pelicin (lubricant) dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan (matrys). Biasanya digunakan talcum 5%, Magnesii Stearas, Acidum Stearicum. (Anief, M., 2005)
e.    Bahan Pelincir (Glidant)
Adalah bahan yang digunakan untuk memudahan agar tablet dapat masuk ke mesin tablet sewaktu proses pencetakan. Salah satu contoh bahan pelincir yaitu magnesium stearat.

Syarat – Syarat Tablet :
1.        Memenuhi keseragaman ukuran
2.        Memenuhi keseragaman bobot
3.        Memenuhi waktu hancur
4.        Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat
5.        Memenuhi waktu larut (dissolution test)
(Anief,Moh.,Farmasetika,2007)

Kriteria Tablet :
1.        Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2.        Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3.        Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4.        Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5.        Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6.        Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7.        Bebas dari kerusakan fisik;
8.        Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9.        Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10.    Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
(Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)

Keuntungan Sediaan Tablet
Sediaan tablet banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan,  yaitu :
1.        Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih;
2.        Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis;
3.        Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil sehingga memudahkan proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan;
4.        Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat dicegah/diperkecil.

Kerugian Sediaan Tablet
Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunya beberapa kerugian, antara lain :
1.        Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/pingsan);
2.        Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
·      Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
·      Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa);
·      Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.
(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294)

Pemeriksaan dan Uji Granul
1.        Uji Sudut Henti
Menggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan dengan ketinggian tertentu. Kemudian granul dialirkan melalui corong dan ditampung pada bagian bawahnya. Gundukan yang tertampung lalu diukur tinggi (dicatat sebagai h) dan diameternya (dicatat sebagai d). Kemudian dihitung sudut hentinya dengan menggunakan rumus :


Setelah diperoleh sudut henti (α –nya) lalu dibandingkan dengan parameter untuk sudut henti sebagai berikut :
Sudut yang terbentuk Keterangan
·           25 – 30 : Sangat Mudah Mengalir
·           30 – 40 : Mudah Mengalir
·           40 – 45 : Mengalir
·           > 45 : Kurang Mengalir
2.        Uji Sifat aliran
Menggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan dengan ketinggian tertentu. Awalnya granul ditimbang, berat granul dicatat sebagai m. Lalu granul tersebut dialirkan melalui corong dan ditampung pada bagian bawahnya. Waktu yang diperlukan granul untuk melewati corong dicatat sebagai t.
Syarat : Jika 100 gram garnul mengalir dalam 10 detik maka alirannya baik.
3.        Kompresibilitas
Merupakan pengukuran persen kemampatan. Pada uji ini menggunakan gelas ukur bervolume besar, kemudian seluruh granul dimasukkan ke dalam gelas ukur. Tinggi awal granul dicatat sebagai (Vo), kemudian gelas ukur diketuk-ketukkan sebanyak 500 kali ketukan dengan kecepatan konstan. Tingginya lulu diukur lagi dan dicatat sebagai (V1). Diukur persen (%) kemampatan (K) dengan rumus : 

Vo         = tap density (volume granul sebelum dimampatkan)
V1          = bulk density (volume granul setelah dimampatkan)
Hasil uji kompresibilitas Keterangan
·      5 - 12 Sangat baik
·      13 – 18 Baik
·      19 – 33 cukup
·      34 – 38 Buruk 
·      > 38 Sangat buruk
4.        Uji kadar air
Susut pengeringan diukur dengan alat Moisture Balance. Kadar air yang baik untuk granul tablet adalah 2 – 5 %.

Evaluasi Tablet
Evaluasi tablet dilakukan untuk mengetahui apakah tablet yang dihasilkan telah memenuhi kriteria atau belum. Diperlukan beberapa pengujian, diantaranya adalah :
1.        Uji Penampilan
Tablet diamati secara visual meliputi : warna (homogenitas), bentuk (bundar, permukaan rata/cembung), cetakan (garis patah, tanda, logo, pabrik), dll.
2.        Uji Keseragaman Ukuran
Uji keseragaman ukuran dilakukan dengan cara 10 tablet diukur keseragaman ukuran satu per satu, mengukur diameter menggunakan jangka sorong dan mengukur ketebalan menggunakan mikrometer sekrup. Kecuali dinyatakan lain diameter tablet tidak boleh lebih dari 3x dan tidak kurang dari 11/3 tebal tablet. Uji diameter dan ketebalan tablet ini dilakukan terhadap 20 tablet.
3.        Uji Kekerasan Tablet
Dilakukan dengan cara 20 tablet secara acak diuji satu per satu menggunakan hardness tester dinyatakan dalam kg/cm2.
Syarat kekerasan tablet :
·      Tablet kecil      : 3 – 5 kg/cm2
·      Tablet besar     : 5 – 10 kg/cm2
·      Tablet umum   : 4 – 8 kg/cm2
·      Tablet kunyah  : 4 – 7 kg/cm2
·      Tablet hisap     : 4 – 12 kg/cm2
4.        Uji keseragaman Bobot
Uji ini dilakukan terhadap 20 tablet dengan cara menimbang satu persatu.
Persyaratan : tidak boleh 2 tablet yang bobot rata-ratanya menyimpang dari bobot rata-rata tablet lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satupun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata kolom B.
5.        Uji Waktu Hancur
Uji waktu hancur menggunakan alat disintegrator tester menggunakan 6 tablet. Persyaratan dalam Farmakope Indonesia jilid 3 : kecuali dinyatakan lain semua tablet harus hancur tidak lebih dari 15 menit (untuk tablet tidak bersalut) dan tidak lebih dari dari 60 menit untuk tablet salut gula atau tablet salut selaput.













BAB III
METODE PRAKTIKUM

I.              Nama Zat Aktif
          R/ Vitamin C 100 mg

II.           Monografi Obat
1.      Pemerian                              :
Serbuk atau hablur, putih atau agak kuning, tidak berbau, rasa asam.
2.      Kelarutan                             :
Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol.
3.      Sifat Zat Aktif                     :
4.      Melebur pada suhu  190o C, dalam keadaan kering stabil diudara, dalam larutan dapat teroksidasi.
5.      Khasiat                                :
Antiaskorbut
6.      Dosis Maksimum                 :
7.      pH                                        :
2,2 – 2,5
8.      Stabilitas dan Penyimpanan            :
Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari.

III.        PreFormulasi
R/ Vitamin C 20 %
     Na. CMC 3 %
     Amylum 5 %
     Laktosa 65 %
     Fase Luar :
     Mg. Stearat 2 %
     Talk 5 %
   
IV.        Formula
No
Nama Bahan
%
Mg
Keterangan
1.
Vitamin C
20 %
100 mg
Zat Aktif
2.
Na. CMC
3 %
15 mg
Bahan Pengikat
3.
Amylum
5 %
25 mg
Bahan Penghancr
4.
Laktosa
65 %
325 mg
Banhan Pengisi
5.
Mg. Stearat
2 %
10 mg
Pelicin
6.
Talk
5 %
25 mg
Glidant

V.           Perhitungan Bahan
Untuk 1 tablet               :
·      Vitamin C
·      Na. CMC
Air untuk cmc
·      Amylum
·      Laktosa
·      Mg. Stearat
·      Talk
Untuk 200 tablet           :
·      Vitamin C
·      Na.CMC
Air untuk cmc
·      Amylum
·      Laktosa
·      Mg. Stearat
·      Talk


VI.        Cara Pengerjaan Resep
1.      Timbang semua bahan.
2.      Kembangkan Na. CMC dengan air panas (M1)
3.      Masukkan Vitamin C + laktosa + amylum aduk  10 menit ad homogen.
4.      Tambahkan M1 sedikit demi sedikit ad terbentuk massa granul yang baik.
5.      Ayak pada ayakan No.12
6.      Keringkan dengan FBD selama 15 menit dengan suhu 65o C.
7.      Ayak lagi agar lebih halus.
8.      Tambahkan Mg.Stearat dan Talk aduk ad homogen.
9.      Cetak tablet dengan mesin cetak tablet.
10.  Masukkan dalam kemasan.
11.  Obat siap diserahkan.

VII.     Etiket
 













VIII.  Kemasan
Text Box: Nutri C ®

Text Box: Nutri C ®
 





















Lembar Pengujian

-          EVALUASI GRANUL
a.      
b.     
·          
·        
·        
·        
c.       Kompreabilitas (% k) =
·        
·        
·        
·        
d.      Metode corong dengan cara bebas
100 gram granul mengalir dalam 40 detik (aliran kurang baik)
e.       Penetuan sudut longsor
f.       Faktor housner







-          EVALUASI TABLET
a.       Keseragaman bobot
No
Berat tab
Deviasi
Kuadran deviasi
% penyimpanagn
1
0,26
0,005
0,000025
-1,92 %
2
0,27
-0,005
0,000025
1,85 %
3
0,27
-0,005
0,000025
1,85 %
4
0,26
0,005
0,000025
-1,92 %
5
0,26
0,005
0,000025
-1,92 %
6
0,27
-0,005
0,000025
1,85 %
7
0,26
0,005
0,000025
-1,92 %
8
0,27
-0,005
0,000025
1,85 %
9
0,27
-0,005
0,000025
1,85 %
10
0,27
-0,005
0,000025
1,85 %
11
0,27
-0,005
0,000025
1,85 %
12
0,26
0,005
0,000025
-1,92 %
13
0,26
0,005
0,000025
-1,92 %
14
0,27
-0,005
0,000025
1,85 %
15
0,27
-0,005
0,000025
1,85 %
16
0,26
0,005
0,000025
-1,92 %
17
0,26
0,005
0,000025
-1,92 %
18
0,27
-0,005
0,000025
1,85 %
19
0,26
0,005
0,000025
-1,92 %
20
0,25
0,0015
0,0000023
-6 %

Rata – rata tablet = 0,265
Standar deviasi =


CV
     
                   Kurang dari 5% jadi tablet memenuhi syarat.
Persen penyimpangan
Kolom A
Kolom B
0,265 +5% = 0, 278
0,265+ 10 % =  0,291
0,265 - 5% = 0,251
0,265 – 10 %= 0, 238
Kesimpulan : pada kolom A ada 1 tablet yang menyimpang, sedangkan kolom B tidak ada yangmenyimpang. Jadi, tablet memebuhi syarat.

b.      Kekerasan tablet
Tablet
Kekerasan Tablet
1
5,11 kg/cm2
2
9,11 kg/cm2
3
6,11 kg/cm2
4
6,11 kg/cm2
5
3,12 kg/cm2
6
6,11 kg/cm2
7
3,11 kg/cm2
8
5,11 kg/cm2
9
4,11 kg/cm2
10
3,12 kg/cm2
Rata-rata
5,112 kg/cm2
           
            Jadi, sesuai dengan persyaratan bahwa tablet konvesional adalah 4 – 8 kg/cm2 , jadi tablet memenuhi syarat.


c.       Waktu hancur
Tablet
Waktu ( Menit )
1
11.30
2
15.09
3
17.23
4
19.15
5
19.46
6
25.12
Rata-rata
17,89

Syarat : waktu hancur tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet biasa.
Jadi, tablet tidak memenuhi persyaratan waktu hancur.

d.      Keseragaman ukuran
N0
Diameter tablet
Ketebalan tablet
1
10,5
5,8
2
10,75
5,8
3
10,7
5,1
4
10,9
4,5
5
10,1
5,2
6
10,9
5,3
7
10,9
5,1
8
10,8
5,6
9
10,5
5,7
10
10,7
5,8
Rata2
10,675
5,39

Syarat : 3 kali tablet ≥ diameter tablet ≥ 1 1/3 tebal tablet
 16,70≥10, 675 ≥ 7,186
Jadi, diamater (10,675 mm) lebih besar dari 1 1/3 tablet (7,186) dan lebih dari 3 tablet (16,70). Jadi tablet memenuhi syarat.
BAB IV
PEMBAHASAN

Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak dalam tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan (Anonim, 1979). Pada percobaan ini, dibuat tablet dengan Vitamin C sebagai zat aktif. Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air danmemiliki peranan penting dalam menangkal berbagai macam penyakit. Vitamin C juga termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas.
Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet ini ialah metode granulasi basah karena Vitamin C memiliki sifat tahan pemanasan. Selain itu, dengan menggunakan metode granulasi basah, akan dihasilkan tablet yang lebih baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding dengan cara granulasi kering. Metode granulasi basah  dilakukan terlebih dahulu dengan penambahan zat pengisi laktosa dan penambahan bahan pengancur serta penambahan bahan pengikat  Na. CMC 3 % sampai menjadi massa granul yang baik baru kemudian diayak. Penambahan bahan pengisi laktosa ini dimaksudkan untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak, sedangkan penambahan Na. CMC sebagai bahan pengikat karena Na. CMC stabil terhadap panas sehingga cocok untuk granulasi basah dan kecenderungan untuk mengeras. Pengayakan pada metode ini bertujuan untuk mencegah rasa kasar dari sediaan yang disebabkan oleh bahan obat yang padat dan kasar, selain itu untuk membentuk suatu campuran serbuk yang rata sehingga memiliki distribusi normal dan diharapkan kandungan zat aktif dalam sediaan menjadi seragam. Massa granul yang sudah diayak kemudian dikeringkan dengan alat FBD (Fluid Bed Dryer) untuk mencegah terjadinya binding dan sticking yang disebabkan masih adanya kandungan air di dalam granul. Setelah kering granul diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang sama rata dan ditambahkan bahan pelicin Talk 5 % dan Mg stearat 2 % yang berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Kemudian dicetak menjadi tablet dengan mesin pencetak.
Untuk mengetahui kontrol kualitas dari hasil percobaan pembuatan tablet pada praktikum ini dilakukan dengan pengujian sifat tablet yang meliputi uji sifat fisik tablet dan uji disolusi tablet, berikut hasil yang kami dapatkan adalah :
Yang pertama adalah uji sifat fisik tablet berupa keseragaman bobot di mana bobot rata-rata dari tablet yang kami miliki sebesar 265 mg. Uji ini dilakukan dengan jalan menimbang 20 tablet satu persatu kemudian dihitung rata-ratanya dan penyimpangan tiap tablet terhadap bobot rata-ratanya. Sehingga dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa keseragaman bobot dari tablet yang diuji termasuk baik karena nilai CV tidak lebih dari 5% dimana hasilnya yaitu 2,26 %, sehingga nantinya dapat menghasilkan pelepasan kadar obat yang sama. Uji keseragaman bobot ini menentukan nilai keseragaman mesin kempa dalam menghasilkan tablet dan juga menentukan keseragaman dosis yang diberikan untuk setiap terapi. Pengujian ini sangat penting untuk tablet dan sediaan padat lainnya, karena pengaruhnya pada dosis terapi nilai variasi tablet yang kecil menunjukan semakin baik tablet tersebut dalam dosis pemberiannya.
Selanjutnya adalah uji terhadap kekerasan tablet untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan bahan pengikat terhadap tablet. uji ini ditujukan untuk mengukur kekuatan tablet dalam menghadapi benturan pada saat distribusi ataupun penyimpanan. Tablet yang baik adalah tablet yang memiliki kekuatan yang optimum sehingga tidak mudah hancur dan lebih tahan dengan segala kondisi. Hasil yang didapat adalah dari rata-rata hasil pengukuran dengan menggunakan   Hardness Tester. Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan tablet pada ujung alat dengan posisi vertikal kemudian tablet ditekan hingga pecah dan dilakukan sebanyak 20 kali. Untuk tablet konvesional memiliki persyaratan bahwa kekerasan tablet senilai 4-8 kg/cm2 dan hasil dari uji ini diperoleh harga purata sebesar 5,112 kg/cm2 . Sehingga kekerasan dari tablet ini memenuhi pesyaratan dan sesuai dengan teori.
Uji ketiga yaitu uji keseragaman ukuran dengan menggunakan alat mikrometer sekrup untuk mengukur ketebalan dan menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter. Pengujian ini dilakukan dengan cara 10 tablet diukur keseragaman ukuran satu per satu menggunakan alat yang telah dijelaskan diatas. Setelah dilakukan pengujian didapatkan nilai purata untuk diameter yaitu 10,675 mm dan ketebalannya 5,39 mm. Sehingga didapatkan 16,17 > 10,675 > 7,186 . Dimana sesuai persyaratan keseragaman ukuran pada farmakope indonesia yaitu 3 kali tebal tablet > diameter > 1 1/3 tebal tablet.
Uji keempat adalah uji waktu hancur yang mana dapat memberikan gambaran waktu yang dibutuhkan tablet untuk hancur. Waktu hancur ini dapat dianalogikan sebagai kecapatan obat hancur di dalam tubuh. Kecepatan waktu hancur berpengaruh pada kecepatan efek yang ditimbulkan dari obat, semakin cepat hancur maka obat akan lebih cepat diabsorsi dan kemungkinan akan semakin cepat pula menimbulakan efek terapinya. Dalam pengujian ini digunakan alat disintegrator tester dengan cara 6 tablet dimasukkan ke dalam alat uji dengan pengaturan suhu sebesar 37oC. Pesyaratan waktu hancur tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit tetapi hasil tablet uji kami diperoleh waktu hancurnya lebih dari 15 menit. Hal ini dikarenakan banyaknya bahan pengikat yang digunakan sehingga ikatan antar partikel komponen lebih merekat satu sama lain sehingga tablet uji membutuhkan waktu yang lebih lama untuk hancur















BAB V

PENUTUP


A.      Kesimpulan
1.      Pembuatan tablet Vitamin C ini menggunakan cara granulasi basah, karena bahan obat ini tahan pemanasan.
2.      Berdasarkan uji evaluasi tablet, diperoleh bahwa tablet Theophyllin ini :
·      Percobaan uji keseragaman bobot diperoleh harga CV = 2,26%,  sehingga keseragaman bobot ini dikatakan memenuhi syarat CV < 5%.
·      Kekerasan tablet yang didapat adalah 5,112 kg/cm2 sehingga memenuhi syarat yaitu tablet konvensional 4 – 8 kg/cm2.
·       Percobaan uji keseragaman ukuran dari 10 contoh tablet, didapatkan rata-rat diameter 10,675 dan ketebalan 5,39 , Tablet dianggap baik karena sesuai persyaratan 3 kali tebal tablet > diameter > 1 1/3 tebal tablet yaitu 16,17 > 10,675 > 7,186.
·      Pada uji waktu hancur tablet tidak memenuhi persyaratan karena waktu hancur lebih dari 15 menit. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya penambahan zat pengikat atau kurang banyaknya zat penghancur.

B.       Kritik dan Saran
Sebaiknya sebelum menentukan formulasi tablet yang akan dibuat carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang bahan-bahan yang dugunakan agar nantinya didapatkan hasil tablet yang baik sesuai dengan persyaratan tablet yang telah ditetapkan.






DAFTAR PUSTAKA


Ansel, Howard C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta: Penerbit UI Press.
Wade, Ainley and Paul J. Weller. 1994.Pharmaceutical Excipients. 2nd   edition. London: The Pharmaceutical Press.
Parikh, Dilip,M. 2005. Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology. USA: Taylor and Francis Group.
Anderson NR GS Banker Dalam : Lachman L Lieberman HA Kanig JL 1984Teori dan Praktek Farmasi Industri Vol 2 Edisi 3 UI Press Jakarta.
Depkes RI 1979 Farmakope Indonesia Edisi III Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Jakarta
Depkes RI 1995 Farmakope Indonesia Edisi IV Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Jakarta
Lachman L H A Lieberman dan J L Kanig 2008 Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi Ketiga Jakarta: UI Press
Marais AF M Song dan MM Villiers 2003 Disintegration Propensity of Tablet Evaluated by Means of Disintegrating Force KineticsPharmaceutical Development Technology 5 (12) : 163-169
Nugrahani I 2005 Karakterisik Granul dan Tablet Propranolol Hidroklorida dengan Metode Granulasi Peleburan (cited 2010 Des 13)



LAMPIRAN

Pencampuran Bahan               Pembuatan zat pengikat     Penambahan zat pengikat
Pembentukan Cracking           Penimbangan Granul               Pengeringan Granul
Uji BJ Pemampatan                Penentuan Sudut Longsor         Proses Pencetakan

                                                                              

Tablet Vitamin C

Tidak ada komentar:

Posting Komentar